Meningkatnya kriminalitas di kalangan siswa SMA dan SMK bukan sekadar fenomena sosial, melainkan cerminan dari kegagalan sistem pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Ketika siswa yang seharusnya belajar dan mempersiapkan masa depan justru terlibat dalam tindakan kriminal, kita harus bertanya: apa yang salah? Â
Lingkungan pergaulan negatif adalah salah satu faktor utama. Geng sekolah, kelompok motor liar, atau komunitas yang tidak sehat sering kali mendorong siswa untuk melakukan tindakan seperti tawuran, pencurian, hingga penyalahgunaan narkoba. Namun, di mana peran sekolah? Banyak institusi pendidikan hanya berfokus pada pencapaian akademik, mengabaikan pembentukan karakter siswa. Â
Dari sisi keluarga, kurangnya perhatian orang tua juga memainkan peran besar. Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kurang harmonis atau minim pengawasan lebih rentan mencari pelarian ke aktivitas negatif. Tekanan ekonomi memperburuk situasi, terutama bagi siswa SMK yang dituntut untuk segera mandiri. Banyak dari mereka tergoda untuk mencari uang dengan cara yang tidak benar. Â
Media sosial menambah kompleksitas masalah. Remaja kini lebih terpapar konten yang mempromosikan gaya hidup kekerasan, hedonisme, dan kriminalitas, tanpa literasi digital yang memadai. Sayangnya, solusi yang ada sering kali hanya bersifat reaktif, seperti menghukum pelaku, tanpa mengatasi akar permasalahan. Â
Dibutuhkan reformasi menyeluruh untuk menangani masalah ini. Sekolah harus memperkuat pendidikan karakter dan menyediakan layanan konseling. Keluarga perlu kembali menjadi tempat berlindung bagi anak. Pemerintah dan masyarakat juga harus lebih serius dalam mengawasi media sosial dan memberikan edukasi digital. Â
Jika kita terus apatis, kriminalitas ini akan menjadi bom waktu yang menghancurkan masa depan generasi muda. Saatnya semua pihak berhenti mencari kambing hitam dan mulai bertindak nyata demi menyelamatkan masa depan bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI