Mohon tunggu...
Wida Pratiwi
Wida Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi PGSD Universitas Muhammadiyah Kuningan

Saya adalah pribadi yang aktif dan selalu bersemangat dalam mengeksplorasi berbagai hal baru. Olahraga adalah salah satu hobi utama saya karena selain menjaga kebugaran, olahraga juga mengajarkan disiplin, kerja sama, dan bagaimana mengatasi tantangan dengan semangat yang tinggi. Saya juga memiliki ketertarikan mendalam terhadap dunia pendidikan, dan selalu berusaha untuk terus belajar. Membaca adalah cara saya untuk memperluas wawasan, baik dalam bidang akademik, pribadi, maupun profesional. Saya senang menggali pengetahuan baru, baik itu melalui buku, artikel, atau diskusi dengan orang-orang yang memiliki perspektif berbeda. Keinginan saya untuk terus berkembang mendorong saya untuk mencoba hal-hal baru dan mengeksplorasi peluang-peluang yang dapat memperkaya hidup saya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Meningkatnya Kriminalitas di Kalangan Siswa SMA dan SMK : Tanggung Jawab Siapa?

18 Januari 2025   19:16 Diperbarui: 18 Januari 2025   19:17 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatnya kriminalitas di kalangan siswa SMA dan SMK bukan sekadar fenomena sosial, melainkan cerminan dari kegagalan sistem pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Ketika siswa yang seharusnya belajar dan mempersiapkan masa depan justru terlibat dalam tindakan kriminal, kita harus bertanya: apa yang salah?  

Lingkungan pergaulan negatif adalah salah satu faktor utama. Geng sekolah, kelompok motor liar, atau komunitas yang tidak sehat sering kali mendorong siswa untuk melakukan tindakan seperti tawuran, pencurian, hingga penyalahgunaan narkoba. Namun, di mana peran sekolah? Banyak institusi pendidikan hanya berfokus pada pencapaian akademik, mengabaikan pembentukan karakter siswa.  

Dari sisi keluarga, kurangnya perhatian orang tua juga memainkan peran besar. Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kurang harmonis atau minim pengawasan lebih rentan mencari pelarian ke aktivitas negatif. Tekanan ekonomi memperburuk situasi, terutama bagi siswa SMK yang dituntut untuk segera mandiri. Banyak dari mereka tergoda untuk mencari uang dengan cara yang tidak benar.  

Media sosial menambah kompleksitas masalah. Remaja kini lebih terpapar konten yang mempromosikan gaya hidup kekerasan, hedonisme, dan kriminalitas, tanpa literasi digital yang memadai. Sayangnya, solusi yang ada sering kali hanya bersifat reaktif, seperti menghukum pelaku, tanpa mengatasi akar permasalahan.  

Dibutuhkan reformasi menyeluruh untuk menangani masalah ini. Sekolah harus memperkuat pendidikan karakter dan menyediakan layanan konseling. Keluarga perlu kembali menjadi tempat berlindung bagi anak. Pemerintah dan masyarakat juga harus lebih serius dalam mengawasi media sosial dan memberikan edukasi digital.  


Jika kita terus apatis, kriminalitas ini akan menjadi bom waktu yang menghancurkan masa depan generasi muda. Saatnya semua pihak berhenti mencari kambing hitam dan mulai bertindak nyata demi menyelamatkan masa depan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun