Ini kali tak ada puisi
Cuma menggenang air yang segera terhapus
oleh keringnya tanah berbatu
yang mengisap segala keteduhan dan kelembutan
Sebaris pepohonan menanti hujan pada kemarau panjang
yang setia mengikuti
Maka lekaslah kau jemput embun yang menyentuh jantungmu
menyejukkan pori pori melepaskan dahaga
Melangkahlah di rerumputan hijau yang kini terbentang di kaki kecilmu
menyusuri jalan berliku di bawah keteduhan pepohonan
menyentuhkan kaki di air jernih di sungai bergemuruh
Jemputlah mimpimu, gadis kecilku
(aku selalu ingat kaki kecilmu dengan jemari kecil yang kusentuh dengan ciuman sebagai kaki-Mu
yang hadir membasuh luka)
 (Sam**** dalam kenangan 18 Juli 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H