Senin pagi. Langit tak lagi mendung. Rintik hujan juga tidak turun menyiram bumi. Pagi hari yang biasanya gelap hari ini terang benderang. Langit yang biasanya muram kini berseri kembali karena matahari menyinari bumi. Bumi Indonesia, tempat kelahiran Callysta Aurora, peserta didik SMPN 164 kelas 7.
Callyta dan ratusan anak berseragam putih biru memasuki pintu gerbang sekolah. Para guru BK menyambut kehadiran mereka dengan senyum yang ramah. Security sekolah berjaga-jaga di sisi utara pintu masuk. Para caraka sibuk menyapu dan mengepel lantai.
Tenaga kependidikan yang berada di ruang TU menyiapkan segala keperluan peserta didik. Hari ini kantin sekolah tutup untuk sementara waktu karena pada hari Rabu tanggal 23 Februari 2023 sekolah akan mengikuti lomba sekolah sehat. Para wali kelas sudah menginfokan kepada peserta didik melalui group WA.
Pada hari ini pun tas peserta didik  yang biasanya gemuk dan berat, tampak lebih langsing, tipis dan ringan. Pundak dan punggung peserta didik yang biasanya tegang kini merasa rileks. Pundak dan punggung seakan berkata:
"Terimakasih Nak, kau telah meringankan bebanku."
Sang anak menjawab:
"Yee, jangan senang dulu."
"Emangnya kenapa, nggak boleh ya?"
"Cuma satu minggu ini kamu boleh rileks, bersenang-senang."
"Satu minggu pun sudah cukup bagiku untuk menikmati indahnya dunia, bebanku terasa ringan."
"Yee ... kamu sih ringan giliran aku pusing tau?"
"Lha kenapa nggak minum bodrex aja."
"Bodrex, bodrex apaan?"
"Lha katanya pusing."
"Pusing bagi waktu tuk belajar, aku lagi ujian tau."
"Ujian itu apaan?"
"PTS, ulangan tau!"
"Oh ulangan paling-paling soalnya pilihan ganda, ngapain pusing?"
"Biar pun pilihan ganda susah juga ngerti?"
"Lha itu kan karena kamu kebanyakan nge-games."
"Ah udah dong jangan cerewet aku mau masuk ruang ujian nih."
"Ok deh selamat ujian ya, sering-sering  ujiannya biar bebanku ringan."
Demikan curhatan pundak dan punggung pagi ini. Sebenarnya Si Anak pun memaklumi deritanya selama ini. Seingatnya sejak Ia memasuki TK A tas ransel itu telah akrab dengan pundak dan punggungnya.
Saat ini Si Anak sedang mengerjakan soal ujian IPA di ruang 19 lantai 4. Ia agak kesulitan menggunakan exambro. Maklum sekarang hari pertama ujian. Untuk peserta didik yang tetap kesulitan menggunakan exambro panitia mengijinkan jika kembali menggunakan Google Form. Itulah sigapnya panitia PTS sehingga peserta didik tetap bisa mengerjakan dan tidak dirugikan.
Untungnya lagi bagi Callysta Aurora, pundak dan punggungnya juga sedang tidur nyenyak. Kalau tidak, wah bisa berabe ujiannya. Dan jika tidak mencapai KKM bisa-bisa uang jajannya dikurangi oleh mamanya.
Di ruang 19 ini Si Anak tidak sendirian tetapi ada 34 temannya. Anak kelas 7 ada 18 orang dan anak kelas 8 ada 17 anak. Semuanya tampak tekun mengerjakan ujian. Semua anak menaruh tas ranselnya di bawah papan tulis di sebelah kiri meja pengawas. Terdengar suara punggung anak-anak dan berkata, "Aku bebas."
Pelaksanaan ujian diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya 3 stanza, dilanjutkan dengan berdoa.  Sementara itu pengawas ruangan  mengisi berita acara, menuliskan nomor ujian anak untuk dibagikan dan ditandatangani oleh anak kemudian pengawas membagikan barcode.
Terusan dari tulang punggung bagian paling bawah adalah tulang sulbi. Terkait dengan tulang sulbi Al Quran menjelaskan bahwa saat manusia meninggal seluruh bagian tubuhnya akan hancur kecuali satu organ tubuh yang tidak akan hancur yaitu tulang  sulbi. Dari tulang ini manusia diciptakan dan kelak dibangkitkan kembali.
Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan bahwa bumi akan mengolah seluruh bagian tubuh manusia kecuali tulang ekor. Dari itulah seorang manusia  diciptakan dan dari tulang ekor itu pulalah manusia akan dihidupkan kembali di hari kebangkitan. Sahabat, mari kita rawat tulang punggung kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H