Pertama kali diangkat menjadi PNS saya  ditugaskan mengajar di SMPN 137 Kompleks Sekretariat Negara Cempaka Putih Jakarta Pusat. Orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan "Sagaju" akronim dari kata  atau bilangan satu tiga dan tujuh. Sekolahnya rindang, bersih dan indah maka tak heran jika sekolah tersebut pernah meraih predikat sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional.
Apakah sekolah Adiwiyata itu? Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang berusaha mewujudkan karakter peduli terhadap sesama dan berbudaya lingkungan. Tiga prinsip sekolah adiwiyata yaitu edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan.
Prinsip edukatif artinya sekolah tersebut berusaha membangun karakter peserta didik agar mencintai lingkungan sekolah maupun lingkungan di luar sekolah. Â Prinsip partisipatif mengandung makna bahwa komunitas sekolah tersebut terlibat aktif dalam manajemen sekolah. Sedangkan prinsip berkelanjutan artinya seluruh kegiatan sekolah harus dilakukan secara terencana dan berkesinambungan.
Sekolah Adiwiyata bertujuan mewujudkan sekolah yang bertanggungjawab dalam upaya melindungi dan mengelola lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Tahun 2023 ini sekolah tempat saya bertugas saat ini yaitu SMPN 164 Kompleks Kostrad Tanah Kusir Jakarta Selatan akan mengikuti lomba sekolah sehat. Sekolah sehat merupakan program pendidikan kesehatan dengan memberikan promosi kesehatan dan motivasi belajar kepada peserta didik. Sekolah sehat adalah sekolah yang bersih, hijau, rindang, aman, nyaman, peserta didiknya sehat, aktif dan bugar serta berperilaku hidup bersih dan sehat.
"Wah sekolah kita akan mengikuti lomba sekolah sehat nih Tin." Kata Clara
"Ah yang bener." Sanggah Tina
"Iya bener dong masak gue bohong."
"Kok gue nggak denger."
"Telinga loe sih kesumpel earphone melulu."
"Kapan lombanya?"
"Denger-denger sih akhir bulan ini."
"Trus kelas kita kebagian tugas apaan?"
"Ada tuh di group wa."
Tina buru-buru membuka info di wa.
"Eh iya bener, kelas kita kebagian nanem bawang putih, kacang panjang, dan labu kuning."
"Gimana menurut loe?"
"Kita bilang ke Ros ketua kelas kita yuk agar setiap 13 anak membawa 1 jenis tanaman tersebut jadi nggak repot."
"Wah tumben encer otak loe, Tin."
"Hehehe, Tina gitu lho."
Keduanya bergegas mencari Ros.
Sekolah sehat bertujuan meningkatkan kesehatan, mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik yang tercermin dalam kehidupan perilaku hidup sehat  (PHBS) dan lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan peserta didik mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Program sekolah sehat meliputi adanya senam kesegaran jasmani seminggu sekali. Gerakan peregangan pada saat pergantian jam pelajaran. Optimalisasi 4L (lompat, lari, lempar, dan loncat) melalui permainan rakyat dan olahraga tradisional pada jam istirahat. Optimalisasi kegiatan intra dan ekstra kurikuler dan pembiasaan jalan kaki.
Apa sajakah yang harus dilakukan warga sekolah ketika sekolahnya akan mengikuti lomba sekolah sehat? Kepala sekolah  segera mengadakan rapat terbatas yang diikuti oleh unsur-unsur pimpinan. Apa yang dibahas pada rapat terbatas tersebut? Pertama, membuat analisis SWOT terkait kesiapan sekolah mengikuti lomba dimaksud. Pada langkah ini peserta rapat harus betul-betul mengetahui strength (kekuatan/kelebihan), weakness (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman) sekolah.
Kedua, mencermati instrumen penilaian yang biasanya diberikan oleh tim penilai jauh sebelum hari  "H." Instrumen lomba sekolah sehat biasanya terdiri dari 4 komponen yaitu data dasar, prasarana, sarana, dan penunjang. Ketiga, menyampaikan hasil analisis SWOT kepada warga sekolah dan membagi tugas sesuai item yang terdapat pada instrumen penilaian.
Data dasar biasanya terdiri dari isian tentang nama sekolah, jenis satuan pendidikan, alamat dekolah, nama puskesmas pembina, nama daerah, status daerah dan nama provinsi.
Pada komponen prasarana poin yang dinilai antara lain ruang kerja kepala sekolah, ruang kerja guru, ruang kelas, ruang ibadah, ruang UKS, ruang BK, kamar mandi/WC, kantin sekolah, perpustakaan, tempat penampungan sampah sementara, tempat cuci tangan.
Item yang dinilai dari ruang kerja kepala sekolah yaitu keberadaan, ukuran ruangan, kondisi, kebersihan, ventilasi, pencahayaan, kerapihan, dan adanya tempat sampah. Item yang dinilai pada ruang kerja guru meliputi keberadaan, ukuran ruangan, kondisi, kebersihan, ventilasi, pencahayaan, kerapihan, dan tempat sampah.
Item yang dinilai pada ruang kelas meliputi jumlah ruang, kondisi, ukuran ruang kelas, jumlah siswa per kelas, jarak bangku siswa paling depan dengan papan tulis, kondisi, kebersihan, ventilasi, pencahayaan, kerapihan, dan tempat sampah. Item yang dinilai pada ruang ibadah yaitu keberadaan, ukuran ruangan, posisi, kebersihan, ventilasi, pencahayaan, kerapihan, dan tempat sampah.
Item yang dinilai pada ruang UKS adalah keberadaan, posisi, ukuran ruangan, Â kebersihan, ventilasi, pencahayaan, kerapihan, dan tempat sampah. Item yang dinilai pada ruang BK adalah keberadaan, ukuran ruangan, posisi, kebersihan, ventilasi, pencahayaan, kerapihan, dan tempat sampah.
Item yang dinilai pada kamar mandi meliputi keberadaan, ukuran, proporsi jumlah WC/urinoir terhadap siswa laki-laki, proporsi jumlah WC/urinoir terhadap siswa perempuan termasuk WC guru, saluran/tempat penampungan kotoran, kondisi, kebersihan, ventilasi, pencahayaan, dan  kerapihan.
Item yang dinilai pada kantin sekolah yaitu keberadaan, posisi, ukuran ruangan, lokasi, bangunan, bahan makanan, makanan jadi, penyimpanan bahan makanan, peralatan, penyajian, penjamah makanan, kebersihan, ventilasi, pencahayaan, kerapihan, dan  tempat sampah.
Item yang dinilai pada perpustakaan meliputi keberadaan, posisi, ukuran ruangan, kebersihan, ventilasi, pencahayaan, kerapihan, dan tempat sampah. Item yang dinilai pada tempat penampungan sampah sementara yaitu keberadaan, kondisi, kebersihan, dan  kerapihan.
Item yang dinilai pada tempat cuci tangan yaitu keberadaan, posisi, rasio tempat cuci tangan, penggunaan air pada tempat cuci tangan, sabun pada tempat cuci tangan, ketersediaan air, kebersihan, tempat saluran pembuangan air limbah, jarak penampungan air limbah dengan sumber air bersih, dan kualitas air.
Demikian itu aspek dan item penilaian pada komponen prasarana lomba sekolah sehat yang terdiri dari 11 komponen. Selanjutnya marilah kita mengurai aspek dan item penilaian pada komponen sarana. Komponen sarana terdiri dari buku teks pengayaan tentang kesehatan, sarana UKS, sarana BK, dan makanan kantin.
Item yang dinilai pada komponen teks pengayaan tentang kesehatan yaitu mengenai ketersediaan dan kerapihan penempatan. Indikator penilaian aspek ketersediaan meliputi 5 judul, 3-4 judul, 1-2 judul dan 0 judul. Indikator penilaian pada aspek kerapihan penempatan meliputi sangat rapi, cukup rapi, kurang rapi, dan tidak rapi. Penempatan buku dianggap rapi jika tersusun dengan rapi di rak, dibuat kode dan label, disusun per jenis dan kelompok, memiliki register buku.
Item yang dinilai pada aspek sarana UKS yaitu kelengkapan dan ketersediaan obat. Indikator penilaian pada aspek kelengkapan meliputi sangat lengkap, cukup lengkap, kurang lengkap, dan tidak lengkap. Sarana UKS dikatakan lengkap jika memiliki tempat tidur, alat ukur berat badan, alat ukur tinggi badan, termometer, midel rahang dan sikat gigi, sarana pelayanan UKGS (kaca mulut, sonde, pinset). Sarana KIE kesehatan reproduksi laki-laki dan perempuan, snellen chart/kartu E, lemari, senter, dan air minum berikut gelas dan sendoknya. Ketersediaan obat dinilai sangat lengkap jika memiliki obat luka, kain kasa steril, kapas, alkohol, plester kecil untuk luka, perban elastis, plester, perban, penyangga tulang patah (spalk), kain segitiga (mitela), dan gunting.
Komponen sarana BK terdiri dari petugas dan  kelengkapan. Petugas BK terdiri dari  wali kelas, guru kelas, guru yang sudah dilatih, dan guru BK. Kelengkapan yang harus ada di ryang BK yaitu ruang konseling, minuman satu meja, minuman satu kursi, buku register, lemari tempat menyimpan data siswa, buku catatan kasus, buku rujukan, dan leaflet/poster/pedoman/alat peraga untuk kebutuhan konseling.
Komponen makanan kantin meliputi bebas vektor, kemasan makanan, kandungan gizi, kandungan zat berbahaya, petugas kantin, persyaratan kantin, dan penyajian makanan yang dijual. Bebas vektor artinya bebas dari gangguan lalat, tikus, kecoa, kucing, serangga, dan belatung. Â Kemasan makanan dinilai sangat baik jika bersih, ada label/ijjn BPOM/Kemkes, tidak rusak, dan ada tanggal kadaluarsa. Kandungan gizi akan mendapatkabn nilai sangat baik jika ada sumber karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Kandungan zat berbahaya dikelompokkan ke dalam 4 kategori yaitu tidak ada sama sekali, ada sedikit, cukup banyak, dan banyak sekali. Â Demikian ini komponen penilaian pada aspek sarana. Mari kita menuju ke aspek terakhir terkait lomba sekolah sehat yaitu aspek penunjang.
Komponen aspek penunjang terdiri dari tanaman obat dan keluarga/sayur, taman, media sosialisasi pencegahan dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, sekolah ramah anak (SRA), dan inovasi sekolah. Pada komponen tanaman obat hal-hal yang perlu diperhatikan adalah keberadaan, jenis, perawatan, penataan toga, labeling, dan kolam ikan. Pada komponen taman yang harus diperhatikan yaitu keberadaan, perawatan, dan penataan. Pada komponen media sosialisasi pencegahan penyalahgunaan obat-obatan terlarang yang harus diperhatikan adalah keberadaan dan jenis. Jenis media bisa berupa leaflet, spanduk, stiker, surat kabar, brosur, buku, majalah/tabloid, dan mading.
Pada item sekolah ramah anak yang harus diperhatikan adalah keberadaan, kebijakan, pendidik dan tenaga kependidikan terlatih hak-hak anak dan sekolah ramah anak dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Indikator kebijakan terdiri dari komitmen tertulis, SK Tim SRA, dan program yang mendukung SRA.
Pada item inovasi sekolah yang harus ada yaitu keberadaan dan jumlah. Indikator pemantauan, evaluasi, dan pelaporan antara lain pemantauan dilakukan setiap 3 bulan sekali, evaluasi dilakukan setiap 6 bulan sekali, kemudian membuat laporan ke GugusTugas KLA. Dampak positif dari adanya sekolah sehat adalah peserta didik merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar, menjadikan kesulitan sebagai suatu tantangan, menciptakan kesuksesan, mudah beradaptasi dengan lingkungan.
Lantas bagaimanakah cara menjaga lingkungan sehat dan bersih? Melakukan piket kelas, menjaga kebersihan toilet, melakukan jumat bersih, menghindari penggunaan plastik, membuang sampah pada tempatnya. Apa saja yang dapat dilakukan untuk membuat sekolah sehat? Mengadakan senam bersama secara berkesinambungan, mengadakan kerja bakti setiap minggu, melakukan pencegahan terhadap bahaya penyakit demam berdarah, mengadakan imunisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H