Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mendongeng Bareng Kak Lulu

4 Februari 2023   00:16 Diperbarui: 4 Februari 2023   00:17 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendongeng bareng Kak Lulu. (Foto: Dokumentasi panitia)

Sabtu sore menjelang buka puasa rombongan anak-anak yatim/ piatu memadati Mall Kalibata City dengan busana muslim warna-warni. Di antara mereka ada yang datang dari sekitar lokasi ada juga yang dari jauh.

Di atas panggung saya sedang mengajak anak-anak yang sudah datang sejak ba'da shalat ashar dengan bershalawat, berdzikir, dan hafalan surah An Naba, An Naziat, 'Abasa serta memandu kuis terkait keagamaan.

Waktu menjelang puasa semakin dekat, saya memetik gitar dan mengajak anak-anak tersebut menyanyikan lagu "Indung-Indung dan Kota Santri." Walaupun dari raut wajahnya anak-anak ini tampak lelah karena masih berpuasa dan sebagian berasal dari daerah pinggiran kota yang jauh namun semangatnya patut diacungi jempol.

Setelah semua anak merasa nyaman saya meraih wayang untuk mendongeng dengan tema bersyukur. Saya memilih tiga wayang dari sekian wayang yang saya bawa. Ketiga wayang tersebut mewakili sosok Si Botak, Si Belang, dan Si Buta.

Dikisahkan dari Kitab Sahih Bukhari Muslim bahwa pada jaman dahulu kala di Bani Israil hiduplah tiga orang manusia yang kondisinya memprihatinkan. Ketiganya cacat dan miskin.

Terhadap keadaan yang demikian, Allah mengutus malaikat untuk berwujud manusia dan mendatangi ketiga orang tersebut. Maka, berkatalah malaikat dalam wujud manusia tersebut.

"Wahai kamu Si Botak jika Allah Tuhanmu mengabulkan doamu, permohonan apa yang kau inginkan?"

"Wahai saudaraku, doakan agar aku tidak botak sebab dengan keadaanku seperti ini aku jadi malu."

"Ok baiklah, saya akan berdoa untukmu dan tolong bantu mengaminkan."

Malaikat dalam wujud manusia itu pun berdoa, sedangkan Si Botak membantu mengaminkan. Kemudian malaikat tadi memegang kepala Si Botak. Seketika itu tumbuhlah rambut yang hitam legam di kepa la Si Botak. Keduanya pun bersyukur.

"Wahai orang yang tadinya botak, sekarang kamu sudah tidak botak lagi permohonan apa lagi yang kamu inginkan?"

"Wahai orang yang baik doakan aku agar bisa memiliki seekor unta agar dengan unta itu dikemudian hari dapat saya pelihara dan berkembang biak sehingga aku tidak miskin lagi."

"Ok baiklah, saya akan berdoa untukmu."

Malaikat dalam wujud manusia pun kembali berdoa. Atas ijin Allah tiba-tiba di hadapan mereka tampak unta yang gemuk. Keduanya pun kembali bersyukur.

"Wahai saudaraku dua permohonanmu sudah dikabulkan Allah, maka syukuri karunia Allah tersebut dan jangan pernah ingkar. Orang yang tadinya botak itu pun menyanggupi. Kemudian malaikat itu pun pergi meninggalkannya.

Pada kesempatan berikutnya, malaikat ter sebut menemui orang yang kulitnya belang. Melihat kondisi orang tersebut malaikat pun merasa iba.

"Wahai hamba Allah Si Belang, jika Allah Tuhanmu mengabulkan doaku dan doamu permohonan apa yang kau inginkan?"

"Wahai saudaraku, doakan aku agar sembuh dari penyakit belang ini sehingga orang-orang tidak menjauhiku?"

"Ok baiklah, tolong aminkan doaku."

Malaikat itu pun berdoa sedangkan Si Belang mengaminkan. Sesaat kemudian malaikat memegang kulit Si Belang maka atas ijin Allah seketika itu Si Belang sembuh dari penyakit belangnya. Keduanya pun bersyukur.

"Wahai orang yang tadinya belang, kini kau sudah sembuh dari penyakit belang permohonan apa lagi yang kau inginkan?"

"Wahai saudaraku,  doakan aku agar aku memiliki seekor sapi."

"Ok baiklah, aku akan berdoa untukmu dan tolong bantu mengaminkan."

Malaikat dalam wujud manusia itu pun kembali berdoa, sedangkan orang yang sudah sembuh dari penyakit belang itu mengaminkan. Selang beberapa waktu tampaklah seekor sapi yang gemuk. Keduanya pun kembali bersyukur. Kemudian malaikat itu meminta ijin untuk melanjutkan perjalanan.

Pada kesempatan berikutnya, malaikat dalam wujud manusia itu menemui Si Buta.

"Wahai Si Buta,  jika Allah Tuhanmu mengabulkan doamu dan doaku permohonan apa yang kamu inginkan?"

"Wahai saudaraku doakan aku agar tidak buta."

"Ok baiklah, saya akan berdoa untukmu dan tolong bantu aminkan."

Malaikat dalam wujud manusia itu pun berdoa, sedangkan Si Buta mengaminkan. Sesaat kemudian malaikat itu mengusap wajah Si Buta. Atas ijin Allah seketika itu pula Si Buta bisa melihat. Keduanya pun bersyukur kepada Allah.

"Wahai Si Buta, kini engkau sudah bisa melihat, permohonan  apa lagi yang kau inginkan?"

"Wahai saudaraku doakan aku agar mempunyai seekor kambing."

Malaikat dalam wujud manusia itu pun kembali berdoa. Sesaat kemudian hadir seekor kambing yang gemuk di hadapan keduanya. Keduanya pun bersyukur kepada Allah. Malaikat pun meminta ijin untuk melanjutkan perjalanan.

Hari berganti bulan. Bulan berganti tahun. Tak terasa mini ketiganya sudah menjadi orang yang kaya raya. Allah kembali mengutus malaikat untuk menguji ketiga orang kaya tesebut. Singkat kata, singkat cerita malaikat dalam wujud manusia itu mengajak ketiganya untuk bersedekah. Tetapi sangat disayangkan biarpun sudah kaya raya pemilik unta (orang yang tadinya botak dan miskin itu enggan bersedekah). Begitu juga dengan pemilik sapi (orang yang tadinya belang dan miskin) juga tidak mau bersedekah. Namun tidak demikian dengan pemilik kambing (orang yang tadinya buta dan miskin), ia dengan senang hati ikhlas bersedekah.

Akhirnya, Allah mengembalikan pemilik unta dan sapi seperti keadaan semula yaitu cacat dan miskin lagi. Ada pun kepada pemilik kambing Allah meridhoi keikhlasannya dalam bersedekah sehingga kekayaannya semakin berlimpah.

Selesai saya mendongeng berikutnya Kak Lulu menyapa hadirin dengan boneka kesayangannya. Tampil dengan wajah ceria dan kostum serba merah Kak Lulu menyapa hadirin dengan suara khas bonekanya. Anak-anak pun sangat gembira dan terhibur hingga tibalah saatnya berbuka puasa.

Setelah berbuka puasa panitia memberikan santunan kepada mereka. Wajah-wajah ceria menghiasi suasana pada saat itu. Tak terkecuali ustadz/ ustadzah yang mendampingi anak-anak yatim/ piatu pun larut dalam kebahagiaan.

Ya itulah hari-hari indah membersamai anak-anak yatim/ piatu setiap 10 hari terakhir di bulan Ramadhan sebelum pandemi Covid -19 melanda negri ini. Ramadhan tahun ini saya diingatkan teman-teman untuk kembali membersamai mereka jika kondisi benar-benar aman.

"Ustadz jaga kesehatan ya, insya Allah kita akan mengadakan road show mendongeng yang dikolaborasikan dengan  lomba kaligrafi, adzan, hafalan surat-surat pendek, ceramah dan lomba-lomba lainnya." Demikian pesan wa Ustadz Jaya

"Insyaa Allah, semoga Ramadhan tahun ini kita bisa mengadakan berbagai kegiatan untuk anak-anak yang kurang beruntung."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun