Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Praktik Bermain Drama

21 Januari 2023   18:14 Diperbarui: 21 Januari 2023   18:29 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis pagi. Waktu menunjukkan tepat pukul 06.10 WIB. Sekitar 8 menit Rosdiana menunggu driver ojol.

"Waduh bagaimana ini, kalau aku sampai telat tiba di sekolah. Teman-teman pasti sewot sama aku."

Tak lama kemudian driver ojol tiba.

"Rosdiana ya?"

"Iya Bang, ayo cepetan Bang."

"Iya Neng."

Rosdiana cepat-cepat naik dan duduk di motor sambil memakai helm.

"Kok lama sih Bang?"

"Iya maaf Neng, ngantri ngisi bensin dulu."

"Oh pantesan."

"Nyaris aja aku batalin."

Driver ojol pun segera ngacir dari Pondok Pinang menuju SMPN 164 tempat Rosdiana sekolah.

Benar juga sesampai di sekolah empat temannya sudah menunggu di belakang pintu gerbang sekolah sebelah selatan ruang security.

"Katanya jam 06.00 sudah di sekolah." Ledek Surya

"Maaf teman, Abang ojol telat jemputnya."

"Ah alasan." Serang 3 teman lainnya

"Tanya aja tuh Abang ojolnya."

"Iya Dik, saya yang telat jemput karena ngisi bensin dulu trus kena 2 kali lampu merah."

"Tuh kan, bukan salah aku." Ros membela diri

"Udah-udah nggak usah ribut, ayo naik ke atas sebentar lagi bel." Ajak Safwa

Sesaat kemudian bel berbunyi. Semua anak dari 24 kelas di sekolah tersebut berbaris di depan kelas masing-masing didampingi para wali kelas. Setelah barisan rapi wali kelas mempersilahkan semua anak masuk ke ruang kelas dengan tertib. Pukul 06.30-07.00 WIB  adalah jam pembiasaan literasi. Bu Dessy membimbing dari ruang guru melalui speaker yang dipancarluaskan ke seluruh ruangan. Pukul 07.00 WIB pembiasaan berakhir dilanjutkan dengan pelajaran jam pertama. Pak Jono menyapa dan mengabsen murid-murid. Hari itu 2 orang anak tidak masuk karena sakit yaitu Lingga dan Ebil.

"Anak-Anak mari kita mulai pembelajaran  pagi ini dengan mengucapkan dan melakukan gerakan berikut

Itchy ( menggaruk kepala)

Knee ( memegang lutut)

Sun ( menunjuk matahari)

She (menunjuk anak perempuan)

Go (berjalan)."

"Pelan-pelan Pak gerakannya."

"Ok baik, kita mulai."

Setelah diulang 4-5 kali seluruh anak langsung bisa mengucapkan dan melakukan gerakan dengan benar. Teman-teman guru boleh mencobanya agar suasana belajar menyenangkan.

"Bagaimana perasaan kalian sekarang?"

"Senang."Jawab sebagian murid serentak

"Gembira Pak." Jawab murid yang lainnya

"Anak-anak, minggu lalu kalian sudah memahami pengertian, struktur, ciri, dan kaidah kebahasaan teks drama.  Kalian juga sudah membentuk kelompok. Hari ini kita akan praktik bermain drama, namun sebelumnya mari kita tonton drama berjudul ”Penculikan” yang dimainkan oleh kakak-kakak kelasmu ."

Anak-anak mulai menonton drama dimaksud.


Selesai menonton drama, Pak Jono bertanya.

"Bagaimana jalan ceritanya?

"Seru, menegangkan Pak." Jawab murid-murid

"Bagian mana yang seru dan menegangkan?"

"Saat penculik meminta uang tebusan Pak."

"Waktu polisi menangkap penculik Pak."

"Bagian mana yang lucu?"

"Waktu Ibu dari anak yang diculik mengangkat gagang telpon keliru ulekan Pak."

"Waktu polisi mengambil pistol keliru pisang Pak."

"Yayayaya, kalian tentu punya pendapat masing-masing."

"Ternyata mudah ya bermain drama itu?"

"Iya Pak, asal kita tahu peran masing-masing."

"Iya betul, ada pendapat lain?"

"Harus ingat apa yang diucapkan dan dilakukan Pak."

"Tepat sekali."

"Anak-anak pun semakin semangat."

"Apakah semua sudah punya kelompok?"

"Sudah Pak."

"Silakan duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing."

"Siap Pak."

Langkah pertama, silakan dibaca dan dipelajari skenarionya bersama-sama. Langkah kedua, silakan berbagi peran jangan lupa ada yang jadi naratornya. Langkah ketiga, silakan dibaca skenarionya sesuai peran masing-masing. Langkah keempat, mulailah bermain drama untuk sementara boleh sambil membaca.

Sepuluh menit Pak Guru berikan waktu untuk berlatih bersama. Murid-murid dengan antusias berlatih sesuai dengan kelompoknya. Kelompok 1 dan 2 duduk di barisan meja dan kursi bagian depan. Kelompok 3 dan 4 duduk dibarisan meja bagian tengah. Kelompok 5 dan 6 di barisan meja bagian belakang. Sepuluh menit sudah berlalu, saatnya mengambil nomor undian untuk tampil di depan kelas. Murid-murid pun semuanya senang karena mendapatkan giliran unjuk diri, unjuk kreasi. Pembelajaran hari itu benar-benar menyenangkan.

Soal latihan.

  • Pernahkah kalian bermain atau menonton pertunjukan drama?
  • Bagaimana perasaanmu saat  bermain atau menonton drama?
  • Apa saja yang harus diperhatikan saat bermain drama?
  • Apa saja manfaat bermain atau menonton drama?
  • Ceritakan saat kamu bermain atau menonton drama!

Sumber video: YouTube Channel @Cara Belajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun