Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran yang Menyenangkan

1 Januari 2023   07:02 Diperbarui: 1 Januari 2023   07:04 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru mengajar di kelas. (Foto: Dokpri)

Berputar-putar (semua anak mengikuti)

Berputar-putar (semua anak mengikuti)

Mencari teman (semua anak mengikuti)

Lima (semua anak mengikuti)

Setelah diulang-ulang sebanyak tiga kali sebagian besar anak sudah hafal. Kemudian Pak Jono mengajak mereka mengucapkan sambil melakukan gerakan seperti yang diucapkannya. Misalnya, ketika mengucapkan kata ”jongkok” semua anak melakukan gerakan jongkok. Ketika mengucapkan kata ”senang” semua anak tersenyum.

Ketika mengucapkan kata ”berdiri” semua anak berdiri. Ketika mengucapkan kata ”berputar-putar” yang pertama mereka memutar badannya ke kanan 90 derajat. Ketika mengucapkan kata ”berputar-putar” yang kedua mereka memutar badannya ke kiri juga 90 derajat. Ketika mengucapkan kata ”berputar-putar” yang ketiga kalinya mereka memutar badannya ke kanan 360 derajad. Ketika mengucapkan kata ”lima” mereka berlarian mencari teman sebanyak lima orang.

Namun perlu diperhatikan karena ini dilakukan di dalam kelas maka Bapak/Ibu guru harus ekstra hati-hati, jangan sampai anak menabrak meja atau kursi. Dengan demikian nantinya setiap kelompok ada 6 orang yaitu dirinya sendiri dan 5 temannya. Selesai sudah membentuk kelompok. Jika kelompok sudah terbentuk maka urusan menata meja dan kursi untuk diskusi akan lebih mudah. Apakah Bapak/Ibu guru paham?

Teman guru senior protes, “Mau membentuk kelompok saja susah-susah amat. Amat saja nggak susah, hehehe.” Pak Jono menjawab, ”Lha mau pakai cara lain juga boleh kok.” Bapak/Ibu guru sesungguhnya yang dilakukan Pak Jono ketika membentuk kelompok dengan cara tadi adalah untuk melayani gaya belajar yang berbeda-beda, mengkoneksikan otak kanan dan otak kiri anak, belajar sambil melakukan, dan menciptakan suasana gembira, menyenangkan. Bukanlah kurikulum merdeka nuansanya juga begitu?

Bapak/Ibu guru yang saya cintai dan banggakan, (cie, cie, kenal aja nggak) biar nggak kepanjangan ceritanya dan bosan membacanya sementara saya akhiri sampai di sini ya? Insyaa Allah bersambung, itu pun jika artikel ini bermanfaat. Sebenarnya sih saya ingin menyertakan link-link video dari pembahasan ini tetapi saya khawatir itu melanggar ketentuan penulisan artikel dari Kompasiana. Majulah pendidikan Indonesia, majulah anak-anak Indonesia. Salam sehat, salam bahagia.

#pembelajaran #menyenangkan #anak #ruangkelas #motivasi #kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun