Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kado Kisah Teladan di Hari Ibu

23 Desember 2022   21:39 Diperbarui: 23 Desember 2022   22:01 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta didik TK mendengarkan dongeng. (Foto: Dokpri)

Tiga kali Rasululah SAW menyebut ibu atas pertanyaan sahabat tersebut menandakan begitu tinggi dan mulianya kedudukan ibu kita. Ada kisah nenarik yang selayaknya kita sampaikan kepada putra putri kita.

Anak-anakku, dahulu ada seorang pemuda yang sangat taat kepada ibunya. Pemuda itu bernama Uwais Al Qarni. Ia tinggal berdua dengan ibu kandungnya yang sudah tua renta. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ia bekerja menggembalakan hewan ternak milik orang lain. Suatu hari ia mendapatkan upah semangkuk susu. Bergegas ia ingin memberikan seamangkuk susu itu kepada ibunya. Sesampai di rumah ibunya sedang tidur. Ia tidak berani membangukan ibunya. Ia sebenarnya sangat haus setelah bekerja seharian tetapi ia ingin agar ibunya yang meminum susu itu terlebih dahulu.

Sepanjang hidupnya Uwais melayani semua keperluan ibunya. Ia tak pernah mengeluh, berkata kasar apalagi menghardik ibunya. Perilaku terpuji dan mulia Uwais dalam memperlakukan ibunya itu diketahui oleh penduduk langit, yaitu para malaikat. Para malaikat memuji akhlak Uwais itu. Atas perilaku terpujinya itu kelak ia mendapatkan pahala surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya.

Anak-anakku sekelumit kisah di atas mengajarkan kepada kita agar senantiasa mendahulukan ibu daripada kepentingan diri sendiri sebagai bentuk penghormatan. Demikian agama Islam mengajarkan kepada umatnya. Surga seorang anak terletak pada ridho ibunya. Surga seorang istri terletak pada ridho suaminya. Maka kepada anak-anak kita yang perempuan alangkah baiknya jika kita ceritakan pula kisah wanita shalihah bernama Siti Muti’ah.

Peserta didik SMP bertadarus sebelum mendengarkan dongeng kisah teladan. (Foto: Dokpri)
Peserta didik SMP bertadarus sebelum mendengarkan dongeng kisah teladan. (Foto: Dokpri)

Suatu ketika Fatimah bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayahku, siapakah wanita sepertiku yang pertama kali akan masuk surga?” Rasulullah menjawab; “Siti Muti’ah.” Mendengar jawaban ayahnya itu Fatimah merasa sedih bahwa ternyata bukan dirinya sebagai putri Rasululah yang pertama kali masuk surga. Fatimah penasaran, ia ingin mengetahui amalan apakah gerangan yang dilakukan Muti’ah sehingga ia dikatakan Rasulullah sebagai wanita yang pertama masuk surga.

Setelah mendapatkan ijin dari Ali bin Abi Tholib suaminya, ia mengajak putranya Husein yang masih kecil dan menggendongnya. Sesampai di rumah Muti’ah ia mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Alangkah senangnya Muti’ah kedatangan tamu seorang putri Rasulullah yang mulia. Muti’ah menyambut salam Fatimah dengan suara lembut tetapi tidak langsung membukakan pintu. Dari dalam rumah ia bertanya terlebih dahulu kepada Fatimah.

“Wahai putri Rasulullah, dengan siapakah engkau kemari?”

“Dengan anakku Husein.”

“Waduh maafkan saya wahai putri Rasulullah aku tidak bisa menerima tamu laki-laki karena belum meminta ijin suamiku.”

“Tetapi Husein kan masih kecil.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun