Jum'at, 16 Desember 2022 berlangsung pembagian rapor semester pertama tahun ajaran 2022-2023 di SMPN 164 Jakarta Selatan. Sebelum rapor dibagikan kepada orangtua murid para guru mengikuti pengarahan dari kepala sekolah di ruang guru. Pengarahan berlangsung dari pukul 06.30-07.00 WIB.
Selanjutnya para guru (wali kelas) menuju ruang kelas masing-masing. Sebelumnya para wali kelas sudah menugaskan 2-3 anak untuk menerima orang tua. Tugas mereka adalah menerima orangtua murid dengan santun kemudian mempersilakan untuk mengisi daftar hadir rangkap 2 dan mempersilakan duduk.
"Wah ibu juara 1 nih." Sapaku.
"Iya Pak maaf, saya harus masuk kantor pagi ini." Jawab Bu Yanti.
"Silakan Ibu isi daftar hadir rangkap 2, sementara saya siapkan rapor putrinya."
"Baik Pak."
"Cindy, bantu pak guru jagain daftar hadir ya."
"Iya Pak."
"Bagaimana nilai rapor anak saya Pak?"
"Sebagaimana yang Ibu lihat, semua di atas KKM."
"Alhamdulillah, terimakasih Pak Guru."
"Bagaimana keseharian anak saya di sekolah Pak?"
"Sebagaimana yang saya tulis di rapor Bu."
"Oh jadi anak saya pendiam dan pasif ya Pak?"
"Demikianlah pengamatan saya di kelas selama satu semester ini."
"Bagaimana cara membangkitkan semangat anak saya ya Pak."
"Di kelas sudah saya minta agar anak-anak menuliskan 20 kegiatan yang paling disukainya."
"Trus bagaimana Pak."
"Dari 20 yang telah ditulis anak Ibu, saya minta supaya dipilih 10, selanjutnya dipilih 5, dan terakhir dipilih 3 kegiatan."
"Apa pilihan anak saya yang 3 itu Pak?" Desak Bu Yuli penasaran.
"Menggambar, fashion, dan menulis."
"Oh gitu ya Pak, trus saya harus bagaimana Pak?"
"Begini, kita harus kerjasama. Ibu minta putrinya menuliskan hal yang sama Tapi jangan banyak-banyak, 5 saja kemudian pilih 3 saja. Kalau yang ditulisnya sama dengan yang ditulis di sekolah selanjutnya kita fokuskan pada pilihan yang 3 itu."
"Baik Pak, akan saya coba di rumah."
Agak lama Bu Yanti menanyakan keadaan putrinya selama di kelas karena orang tua murid lainnya belum datang.
Kemudian datang Mamanya Ganendra dengan baju putih dan bawahan jeans.
“Ini rapor Ganen Bu, 3 lembar ya Bu, coba dicek.”
“Iya sudah betul Pak, bagaimana nilai rapor anak saya Pak?”
“Sebagaimana yang terulis di rapor, semua nilai Ganen di atas KKM.”
“Keseharian anak saya bagaimana di kelas Pak?”
“Ganen belum begitu aktif dalam belajar, ia sesepuh di kelas ini, apa yang ia katakan teman-temannya mengikuti.”
Tak lama kemudian datang Mamanya Arsyad. Kedua korlas itulah yang membantu saya selama membangi rapor.
Mamanya Ganen tanggap kalau suara saya mulai menghilang, tanda kehausan. Beliau turun ke bawah tak lama kemudian kembali ke ruang kelas 8B dengan membawa teh hijau dalam gelas besar dan getuk (makanan olahan dari singkong).
Sedang asyik-asyiknya membicarakan perkembangan anak-anak 8B tiba-tiba datang 4 orang anak menawarkan makanan dan minuman. Mereka ini adalah anak-anak yang sedang belajar market day. Mamanya Ganen membelikan lagi kue onde dan pisang coklat.
“Sudah jam 9 kok belum pada datang ya Pak.”
“Mungkin masih di jalan atau mampir ke salon Bu.” Jawab saya.
“Emangnya mau keondangan.” Sambung mamanya Arsyad.”
“Tenang Bu, saya akan membuat video dan dikirim ke group orangtua menginformasikan bahwa rapor masih banyak yang belum diambil sedangkan jam 10 pembagian rapor berakhir.”
Saya mengambil HP kemudian memvideokan deretan dan tumpukan rapor di meja,”dipilih-dipilih-dipilih.”
Beragam komen di wa berseliweran setelah menonton video tersebut.
“Saya masih di jalan Pak.” WA mamanya Ros.
“Maaf Pak, ayahnya nanti yang ambil rapor.” Tulis yang lain.
“Saya minta tolong pamannya anak saya pak kebetulna ia driver ojol.”
“Keren juga nih Pak Wid idenya.” Kata mamanya Ganen dan mamanya Arsyad.
“Ya daripada rapor saya simpan dengan resiko hilang atau rusak lebih baik beres sekarang.”
“Betul Pak, kan habis ini anak-anak liburan 2 minggu ya.”
“Iya Bund.”
Tak lama kemudian orangtua murid mulai berdatangan.
“Silakan isi daftar hadir rangkap 2 kemudian ambil rapor sesuai nama anaknya yang sudah saya susun di meja. Jika ada hal yang perlu didiskusikan jangan sungkan-sungkan ke saya ya Pak/Bu.”
Tak berapa lama rapor pun ludes, tinggal 1 orang.
“Siapa yang belum ambil Pak?”
“Sepertinya Ros, ketua kelas 8B yang tadi mamanya kirim pesan via WA.”
Sambil menunggu mamanya Ros, Bundanya Bima ketua korlas 8B datang. Perbincangan semakin seru terkait perilaku anak-anak kelas 8B yang unik dan menantang kesabaran.
Tak lama kemudian mamanya Ros datang bersama Ros dan adiknya yang masih kelas 3 SD. Kepada mamanya Ros saya sampaikan bahwa Ros telah banyak membantu saya selama menjadi ketua kelas 8B. Ia anak yang proaktif, punya bakat memimpin dan menjadi host. Mamanya Ros menambahkan sebenarnya Ros juga punya bakat menyanyi tetapi masih malu.
Karena rapor sudah habis saya minta keempat orang tua murid yang masih setia menemani kembali duduk berdiskusi.
“Ros tolong videokan moment langka ini.”
“Iya Pak.”
“Landscape ya.”
“Iya Pak.”
Nah Ayah dan Bunda sesungguhnya saya sedang menguji Ros apakah ia juga berbakat menjadi fotografer. Di samping itu untuk menunjukkan kepada mamanya dan sekaligus memotivasi adiknya yang masih kelas 3 SD agar kelak bersekolah di tempat yang sama. Pada saat saya upload di YouTube dan melengkapi artikel di Kompasiana sesunguhnya itu adalah bentuk apresiasi dari saya untuk Ros. Menurut Kompasianer berbakatkah Ros menjadi fotografer? Hehehe…
Sumber video: YouTube @smpn164channel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H