Usai shalat Jum’at di Masjid Jami’ At-Taqwa, teman-teman guru ngobrol tentang pembuatan aksi nyata untuk melengkapi pelatihan mandiri kurikulum merdeka.
“Pak Yudha sudah membuat aksi nyata apa belum?” Tanya Pak Wahyu.
“Belum Pak Wahyu, saya masih bingung.”
“Kalau Pak Wahid?”
“Saya juga belum.”
“Pak Joko bagaimana?”
“Sama, saya juga belum begitu paham.”
“Teman saya sudah membuat tapi ditolak, kenapa ya?”
Dari percakapan tersebut saya kemudian mencari tahu ke beberapa teman. Setidanya ada 4 hal yang menyebabkan aksi nyata ditolak. Pertama, tidak sesuai dengan panduan. Kedua, kurang lengkap. Ketiga, terindikasi plagiat. Keempat, dokumentasi yang diunggah tidak sesuai.
Lantas bagaimana agar tidak ditolak? Pastikan bahwa kita memahami tujuan belajar topik merdeka belajar. Komunikasikan pemahaman tersebut kepada audiens sasaran yaitu murid, teman sejawat, orang tua murid atau komunitas lainnya yang menurut kita perlu memahami hal tersebut. Membuat dokumentasi penyebaran pemahaman merdeka belajar misalnya dalam bentuk presentasi, video, poster, booklet, bisa juga dalam bentuk lagu atau puisi, dll.