LDKS SMPI Al Ihsan, Meruya berbaris rapi di halaman Villa Ardilla, Cisarua, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Mereka mengenakan kaos olah raga kebanggaan sekolah yang sejuk dan indah dipandang mata. Sementara itu Kak Edi berdiri di depannya memandu permainan kombinasi tepuk tangan memakai kaos berwarna cokelat.
Pagi itu peserta“Anak-anak kita akan bermain kombinasi tepuk tangan. Caranya, kalian akan kakak bagi menjadi tiga kelompok. Yang sepertiga bertepuk tangan seperti ini (Kak Edi memberi contoh, anak-anak mengikuti). Sepertiga lagi bertepuk tangan seperti ini (kembali Kak Edi memberi contoh, anak-anak mengikuti). Dan sepertiga lainnya bertepuk tangan seperti ini (Kak Edi memberi contoh, anak-anak mengikuti).”
Setelah anak-anak paham. Kak Edi memberi aba-aba. Terdengar kombinasi tepuk tangan yang enak didengar.
Selanjutnya giliran Kak Dadi yang memakai kaos kombinasi kuning dan hitam memandu permainan.
“Anak-anak, ayo ikuti gerakan dan kata-kata kakak.”
“Siap kak.”
“Pada akhir lagu, ketika kakak bilang dua berarti setiap kelompok terdiri dari 3 orang. Jika kakak bilang 3 berarti kelompok terdiri dari 4 orang, begitu seterusnya, paham?”
“Iya Kak, paham.”
Jongkok senang
berdiri senang
berputar-putar
berputar-putar
berputar-putar
mencari teman
dua
Puluhan anak itu membentuk kelompok yang terdiri dari 3 orang.
“Bagus-bagus, kalian pintar. Sekarang kita akan melakukan permainan pemburu dan tupai. Caranya adalah dua orang anak berdiri sambil menjulurkan kedua tangan membentuk gapura atau pohon yang melindungi. Sedangkan yang satu anak lagi jongkok di tengah-tengah kedua temannya tadi.”
Kak Dadi meminta 3 orang anak untuk mempraktikkannya sementara itu yang lainnya memperhatikan.
“Berikutnya, setiap kali kakak mengucapkan atau membaca narasi sampai pada kata “pemburu darang,” maka anak yang berperan sebagai tupai saling bertukar tempat. Sedangan anak-anak yang berperan sebagai pohon diam di tempat. Sebaliknya, ketika kakak bercerita sampai pada kata “kebakaran,” maka anak-anak yang berperan sebagai pohon bertukar tempat, sementara itu anak-anak yang berperan sebagai tupai, diam ditempat. Mengerti?”
“Mengerti Kak.”
Permainan pun berlangsung seru. Semua peserta bergembira. Terjalin keakraban di antara mereka. Pada malam harinya mereka membaca surah Yasin setelah shalat isya’ berjamaah di aula dipandu Ustadz Mahmudin.
Sumber Video: YouTube @CARABELAJAR
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H