Pramuka penggalang satu persatu menaikkan barang bawaannya ke dalam truk. Para guru dan orang tua melihat dan membantu merapikan. Hj. Hamidah Tri Sulistyarini, M.Pd. selaku kepala sekolah memberikan petuah. Kak Zaeanl Arifin memimpin doa. Kak Titi dan Kak Desy sibuk mengabsen, memastikan jumlah peserta.
Jumat pagi, rintik hujan turun tak berhenti. Sebuah truk tentara terparkir di sisi Barat Gedung SMPN 164 Jakarta. PuluhanHari ini mereka akan mengikuti kemping di Bumi Perkemahan Cibubur, tempat yang asri dan subur. Sederet kegiatan yang padat sudah menanti kehadiran mereka. Pada hari pertama kegiatan dimulai pada pukul 07.00 WIB dengan registrasi dan mendirikan tenda, materi putaran pertama, isoma, materi putaran kedua, materi putaran ketiga, sholat ashar, upacara pembukaan, isoma, api unggun, hingga istirahat pada pukul 22.00-04.30 WIB.
Pada hari kedua kegiatan dimulai pada pukul 04.30 WIB dengan ibadah Sholat Subuh, olah raga, keperluan pribadi, upacara pagi, materi putaran keempat, materi putaran kelima, materi putaran keenam, isoma, materi putaran ketujuh, materi putaran kedelapan, keperluan pribadi, pentas seni, istirahat pada pukul 22.00 WIB.
Pada hari ketiga kegiatan dimulai pada pukul 04.30 WIB dengan Sholat Subuh, olah raga, keperluan pribadi, materi putaran kesembilan, materi putaran kesepuluh, isoma, karnaval budaya, upacara penutupan, dan sayonara.
“Kak Dessy, tolong jagain Bram anak saya ya, ia anak satu-satunya.”
“Iya Bund, insya Allah aman dan selamat.”
“Yang kemping hanya anak-anak dari 164 ya Kak Titi?”
“Oh tidak Bund, ada juga dari sekolah lain. Pengalaman saya mendampingi adik-adik penggalang selama ini sih seru sekali acaranya. Udah gitu mereka semuanya enjoy tuh. Jadi Bunda nggak usah khawatir.”
“Oh begitu ya Kak Titi.”
“Iya Bund. Bunda juga boleh nengok kok, tapi nggak boleh masuk ke area perkemahan.”
“lha terus bagaimana?”
“Ya dari jauh saja.”
Satu-persatu adik-adik penggalang masuk ke dalam ruk. Raut wajah mereka semuanya gembira. Hal ini berdeda dengan sebagian orang tua yang masih mengkhawatirkan anaknya.
Pramuka tak kenal rintangan
Meski jalan penuh halangan
Kan hilang di dalam hati yang riang
Pramuka tak kenal rintangan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H