“Waktunya istirahat.”
Demikian bunyi speaker dari ruang guru di lantai 3 yang dipancarluaskan ke seluruh area sekolah. Pukul 09.40-10.10 WIB adalah waktunya anak-anak istirahat pertama. Pada waktu istirahat tidak dibenarkan ada anak yang berada di dalam kelas. Dari lantai 4 hingga lanai dasar semua keluar ruangan dengan membawa bekal yang sudah disiapkan dari rumah. Setelah mereka berada di halaman sekolah akses ke ruang-ruang kelas ditutup.
Saya sedang mengabadikan momen anak-anak duduk melingkar disetiap jengkal tanah sambil menikmatai makanan yang mereka bawa. Terkadang mereka saling bertukar makanan dan mengobrol. Pada suasana santai seperti itu sesama mereka terjalin keakraban. Tiba-tiba beberapa orang anak mendekati.
“Pak-Pak sebentar lagi kan hari guru, adakan permainan itu lagi ya?”
“Permainan yang mana?”
“Itu yang pakai karpet, pralon, dan bola-bola itu.”
“Oh permianan karpet putar, bola pralon, dan hajar aswad maksud kalian.”
“Iya-iya betul Pak.”
“Ok, saya akan koordinasi dulu dengan panitia peringatan HGN 2022.”
Permainan karpet putar sangat disukai anak-anak karena terkesan seru dan memacu adrenalin.
Alat yang digunakan adalah karpet berbentuk lingkaran sepanjang 10 meter dengan lebar 50 cm.
Setiap 1 buah karpet bisa diisi antara 8-10 anak usia SMP. Karakter yang bisa dibangun melalui permainan ini adalah kerjasama, saling menghargai, waspada, dll.
Sedangkan permainan bola pralon menggunakan alat berupa potongan pralon sepanjang 50 cm sejumlah anak dalam satu kelompok dan satu atau 2 buah bola kecil (bola bekel, bola tenis). Karakter yang bisa dibangun dari permainan ini adalah kerjasama, teliti, hati-hati, dll.
Dan permainan hajar aswad menggunakan karpet berbentuk persegi dengan panjang sisi-sisinya 50 cm dilengkapi dengan 8 tali membentuk arah mata angin sebanyak 8 buah. Karakter yang bisa dibangun dari permainan ini adalah kerjasama, saling menghargai, tepat sasaran, dll.
Dalam berbagai kesempatan saya memberikan pelatihan di berbagai sekolah memang permainan ini sangat ditunggu-tunggu. Apalagi jika dibuat semacam pertandingan. Bagaimanakah cara menerapkannya di sekolah?
Pada tahap awal yang harus melakukan adalah para guru dan karyawan, kemudian semua pengurus OSIS, terus semua pengurus kelas hingga kesemua siswa di sekolah tersebut.
Setelah bermaian mereka sebaiknya diajak diskusi memaknai permainan tersebut dan menghubungkannya dengan visi dan misi sekolah. Kemudian membuat komitmen untuk mewujudkan karakter-karakter tersebut di lingkunagn sekolah.
Jika permainan ini diadakan satu tahun 2 kali setiap selesai ulangan semeseteran saja kiranya sudah cukup. Hasil diskusi tadi sebaiknya ditulis dan dipajang di majalah dinding agar semua warga sekolah bisa membacanya dan selalu ingat dengan komitmen yang telah mereka buat. Selamat mencoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H