Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PB PGRI: Pelatihan Guru

13 November 2022   17:03 Diperbarui: 13 November 2022   17:03 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis memberikan buku kepada Ibu Rie Takahashi. (Foto: Dokpri)

Sabtu pagi cuaca mendung. Penulis berangkat dari Sagaju (SMPN 137) Jakarta Pusat menuju Kantor PB PGRI di Jalan Tanah Abang 3 Jakarta Pusat. Penulis naik ojol.

“Kok pagi-pagi sudah rapi, ada kegiatan apa Pak.”

“Biasa Mas, pelatihan.”

“Lha guru kan udah pinter.”

“Ah enggak juga, biarpun begitu guru  harus terus belajar Mas.”

“Oh gitu ya Pak.”

“Berapa lama perjalanan dari sini ke lokasi?”

“Sekitar 20-30 menit Pak, semoga tidak macet.”

“Iya, pukul 06.30 WIB saya harus sudah sampai di sana karena mau bertemu dengan teman-teman lama.”

“Baik Pak.”

Ojol melaju dengan kecepatan sedang. Berbagai jalan dilalui. Sepanjang jalan kami terus mengobrol berbagi pengalaman. Menjadi driver ojol banyak suka dukanya, menjadi guru juga demikian.

Mengenang pelatihan guru yang diselenggarakan PB PGRI dikala itu menumbuhkan semangat belajar yang menggebu-gebu. Ruangan sudah penuh tetapi peserta terus berdatangan. Hadir sebagai pembicara Prof. Masatsugu Murase (Japan), Ibu Rie Takahashi dari PICO (Thailand), Prof. Richardus Eko Indrajit dari Pradita Institut (Indonesia) dan Dr. Eri Sarimanah, M.Pd. dari Universias Pakuan (Indonesia).

Materi-materi yang disampaikan oleh pembicara anara lain: Enhancing Quality of Education through LSLC by Optimizing the Potential Student Diversity, Cyber Pedagogy in Action, dll.

Pelatihan berlangsung seru hingga sesi tanya jawab. Pada kesempaan tersebut penulis memberikan kenang-kenangan kepada para pembicara. Walaupun terkendala bahasa penulis dapat bercengkerama dengan para pembicara lantaran buku tersebut. Buku sangat sederhana yang penulis susun setiap selesai mengajar. Para pembicara sangat senang meskipun pada awalnya penulis ragu untuk memberikannya.

Penulis memberikan buku kepada Ibu Rie Takahashi. (Foto: Dokpri)
Penulis memberikan buku kepada Ibu Rie Takahashi. (Foto: Dokpri)

“Terimakasih pak Bukunya.”

“Iya Pak sama-sama, terimakasih juga ilmunya.”

“Kapan Bapak menulis buku ini?”

“Selesai mengajar sekitar pukul 14.00-15.00 WIB.”

“Sudah dipraktikkan di sekolah Bapak?”

“Sudah Pak, di dalam ada foto-fotonya, lengkap.”

“Sekali lagi terimkasih, semoga nanti bisa dipraktikkan oleh guru-guru di wilayah saya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun