“Memang boleh.”
“Boleh dong, kan darurat.”
“Trus, di mana wudhunya?”
“Tayamum, Dik.”
“Ooo…”
Gadis manis itu bengong. Bibir mungilnya begitu indah, sangat memesona. Jono, guru muda itu sulit konsentrasi dalam shalatnya.
Kereta api semakin jauh meninggalkan kota Yogyakarta. Angin malam berhembus membelai manja rambut gadis berambut panjang itu. Begitu melihat Jono selesai shalat, gadis itu pun bertanya.
“Maaf Mas, mau ke Jakarta ya?”
“Iya betul Dik, Adik sendiri mau ke mana?”
“Pulang ke Jakarta Mas.”
“Oh, berarti habis jalan-jalan di Yogya dong.”