Semilir angin menerpa pohon trembesi yang berada di depan ruang kelas. Daunnya yang hijau menari-nari. Sesekali tampak tupai melompat dari ranting ke ranting. Pagi itu Pak Guru Jono mengajar bahasa Indonesia di kelas 8A. Ruang kelas 8A terletak di lantai 3. Kelas paling ujung.
"Selamat pagi anak-anak."
"Selamat pagi Pak Guru."
"Bagaimana kabar kalian?"
"Alhamdulillah sehat Pak."
"Gembira Pak."
"Ok, baiklah kalaa begitu. Anak-anak, hari ini kita akan belajar teks berita. Tadi Ghifari sebagai ketua kelas sudah memimpin berdoa. Agar kalian gembira mari kita melakukan ice breaker."
"Siap Pak."
"Ikuti Pak Guru. Segalanya berbicara. Ulangi, segalanya berbicara. Ulangi, segalanya berbicara. Â Anak-anak ice breaker ini Pak Guru dapatkan dari pelatihan Quantim Teaching. Segalanya berbicara maksudnya adalah dalam proses pembelajaran di kelas segalanya berbicara kepada kita. Papan tulis berbicara,"Gunakan aku untuk memvisualisasikan pesanmu." Spidol berkata, "Gunakan aku untuk menuliskan pesan-pesanmu." Lampu di atas itu berkata,"Nyalakan aku untuk menerangi ruang kelasmu."
Selanjutnya, mari kita menyanyi. Perhatikan lirik yang tertulis di papan tulis. Dengarkan baik-baik.
Kalau mau pintar kita harus proaktif
Kalau mau pintar kita harus proaktif
Proaktif sikap kita, proaktif langkah kita
Ayo kawan kita proaktif
Proaktif dalam keluarga
Membantu ayah dan bunda
Proaktif dalam belajar
So pasti semakin pintar
Lagu ini Pak Guru buat untuk memotivasi kalian. Lagu ini terinspirasi dari buku 7 kebiasaan efektif karangan Stephen R Covey. Yaitu pada kata proaktif.
Nah sekarang saatnya belajar teks berita.
"Apakah ada yang tahu, apakah teks berita itu?"
"Saya Pak, teks berita adalah teks yang berisi peristiwa yang sedang terjadi.
"Betulkah jawaban Putra, Anak-anak?"
"Betul."
Teks berita yang baik harus mampu menjawab pertanyaan "adiksimba."
"Apakah adiksimba itu?"
"Adiksimba adalah singkatan dari kata-kata ganti tanya apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana Pak."
"Bagaimana anak-anak, benar jawaban Jasmine."
"Benar pak."
"Teks berita juga mempunyai struktur, adakah yang tahu?"
"Saya Pak, struktur teks berita terdiri dari kepala berita, tubuh berita, dan ekor berita."
"Apakah betul jawaban Wiliam?"
"Betul Pak."
"Agar teks berita yang kita buat lebih baik, maka harus memperhatikan kaidah kebahasaan teks berita. Hayo siapa yang tahu?"
"Saya Pak, menggunakan kata-kata baku, menggunakan konjungsi bahwa, menggunakan kata kerja mental, menggunakan fungsi keterangan waktu dan tempat."
"Wow, luar biasa jawaban Ataani."
"Kalau demikian, bagaimanakah cara membuat berita yang baik?"
"Coba kamu Ghifari."
"Menentukan tema berita, mengunjungi sumber berita, mencatat hal-hak penting, lalu mengembangkan catatan tersebut Pak."
"Wow, pintar sekali murid Pak Guru."
"Lantas, bagaimana cara menyunting berita yang baik?"
"Coba kamu Fakhira?"
"Baik Pak, kita harus mengecek kebenaran isi berita, kelengkapan sisi  berita, memperhatikan sruktur penyusunan berita, dan penggunaan bahasanya."
Alhamdulillah, luar biasa pembelajaran hari ini. Baiklah mari kita simpulkan.
Teks berita adalah teks yang berisi peristiwa yang sedang terjadi. Teks berita yang baik harus mampu menjawab pertanyaan apa, di mana, kapan, siapa, bagaimana, dan mengapa. Struktur teks berita terdiri dari kepala berita, tubuh berita, dan ekor berita. Kaidah kebahasaan teks berita menggunakan bahasa baku, menggunakan kalimat langsung, menggunakan konjungsi bahwa, menggunakan konjungsi temporal, menggunakan keterangan waktu dan tempat, menggunakan kata kerja mental.
Langkah-langkah menyampaikan berita yaitu menentukan sumber berita, mendatangi sumber berita, mencatat fakta-fakta penting seputar berita, dan mengembangkan catatan tersebut menjadi sebuah teks berita yang utuh. Ada pun cara menyunting berita yang baik adalah dengan mengecek kebenaran isi berita, mengecek kelengkapan isi berita, memperhatikan struktur penyusunan  berita, dan memperhatikan penggunaan bahasa. Demikian pembelajaran hari ini. Dan mari kita tutup dengan menyanyikan lagu sayonara.
Sayonara-sayonara sampai berjumpa pula
Sayonara-sayonara sampai berjumpa pula
Buat apa susah-buat apa susah
Susah itu tak ada gunanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H