Setelah berkata begitu, semut pun pergi. Hari berganti hari kepompong pun berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Dengan gembira kupu-kupu tersebut beterbangan di sekitar taman yang dikelilingi aliran sungai. Sedang asyik-asyiknya beterbangan tiba tiba ia mendengar teriakan
"Tolong, tolong, tolooong."
Kupu-kupu bergegas mencari sumber suara itu. Ia terkejut ketika melihat seekor semut terlunta-lunta terbawa arus air. Ia segera meraih ranting pohon.
"Mut, semut cepat raih ranting itu."
Dengan susah payah semut berhasil meraih ranting pohon. Ia pun selamat.
"Terimakasih kupu-kupu kau telah menyelamatkan aku, dengan apa aku bisa membalasmu."
"Tidak perlu mut, sesama makhluk hidup kita harus saling menolong."
Adik-adik tahukah kalian siapakah kupu-kupu tadi. Kupu-kupu tadi sesungguhnya adalah kepompong yang dulu pernah dihina oleh semut.
Metode ketiga adalah permainan. Yuk kita bermain pemburu dan tupai. Bagaimana cara bermainnya? Bentuklah kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 anak. Dua anak berperan sebagai pohon. Satu anak berperan sebagai tupai. Satu anak sebagai narator.Â
Dua orang anak yang berperan sebagai pohon masing-masing menjulurkan kedua tangan membentuk sepeti gapura. Satu anak yang berperan sebagai tupai jongkok di bawahnya. Setiap kali narator membaca narasi sampai pada kata pemburu datang, maka tupai harus berpindah tempat. Setiap kali narator mengucapkan kata kebakaran maka pohon harus berpindah, bertukar tempat dengan kelompok lainnya.
Metode keempat adalah demonstrasi. Yuk kita mulai. Di sini kakak sudah membawa gelas, air bersih, tinta, dan ember. Sekarang silakan satu anak maju dan memegang gelas yang setengahnya sudah kakak isi dengan air putih.