Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lomba Menyanyi

28 Oktober 2022   21:38 Diperbarui: 28 Oktober 2022   22:14 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                         

                                                                                                           

Minggu pagi. Mendung menggantung di angkasa. Rintik hujan perlahan turun membasahi bumi pertiwi. Kabut tebal menghambat pandangan. Bergegas penulis menuju rumah makan Gurami Cobek Mang Dayat. 

Satu persatu peserta lomba menyanyi memasuki ruangan. Sejurus kemudian menukar nomor undian untuk tampil. Setelah mengantri sekitar 12 menit, penulis mendapatkan nomor undian D 37 artinya kelompok dewasa nomor urut 37.

Jam 10.00 WIB lomba dimulai. Namun kelompok dewasa harus sabar menunggu karena panitia meneruskan lomba kelompok anak-anak yang pada hari sebelumnya sudah digelar namun belum semua tampil. Kelompok anak-anak selesai, kelompok dewasa masih harus bersabar karena  masih ada sekitar 6 peserta kelompok remaja yang juga menyusul tampil.

Sambil menunggu tampil penulis mengambil posisi duduk di pojok tepat di bawah tangga keluar masuk para tamu berbaur dengan emak-emak. Wah jadi ingat the power of emak-emak nih. Beruntung penulis membawa 2 box sari tebu murni dalam botol sepuluh ribuan yang baru selesai diperas. 

Kebetulan di rumah punya 2 mesin peras tebu dan 3 ikat batang tebu. Hem, segernya samapi ke hati. Tidak menunggu waktu lama, sari tebu ludes diminati pemilik restoran dan peserta lomba. Sembari mendengarkan beberapa penyanyi mengumandangkan suara emasnya, penulis mengedit video pembelajaran. Hitung-hitung sambil menyelam minum air.

Ba’da sholat Asyar penulis baru bisa tampil. Eh ternyata masih harus bersabar. Terjadi gangguan teknis, bluetooth tidak suport. Kemungkinan karena ada pengunjung yang mengaktifkan bluetoothnya. MC dan juri memberi waktu kepada penulis untuk menghidur. 

Rupanya sebagian ada yang mengenal penulis sebagai aktivis pramuka. Tanpa basi basi penulis dengan lantang bersuara menirukan lagu gembira yang dipopulerkan oleh Tasya Kamila. Penulis hafal lagu ini karena semasa SD Tasya adalah murid penulis di SD Al Ikhlas Cipete.

“Ayo kawan/ ayo kawan berkumpul/ berkumpul bersenang-senang semuanya/ jangan segan-jangan segan bersama/ bersama menyanyi bergembira/ tepuk tangan (prok, prok,prok). Sontak saja seluruh hadirin terhipnotis untuk tepuk tangan tak terkecuali Bunda Ratu Ira sebagai dewan juri yang tampak sangat senang. Lumayan bisa ngurangin sutris, eh stress.

Bluetooth udah nyambung dan segera penulis menyanyikan lagu Keroncong Tanah Air ciptaan Kelly Puspita. Kebetulan lagu ini pernah penulis nyanyikan ketika mengikuti lomba bintang radio dan tv di RRI Medan Merdeka Barat sekitar tahun 80-an. Yah itung-itung bernostalgia. Hehehe.  

Maka mengalunlah suara penulis menyanyikan lagu tersebut. “mendalam lembah curam/ di sela gunung meninggi/ suatu pemandangan/ tanah airku Indonesia elok adil/ dst. Gemuruh tepuk tangan penonton dan bidikan puluhan kamera hp menambah semangat penulis menyanyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun