Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belajar Menyenangkan

28 Oktober 2022   11:53 Diperbarui: 28 Oktober 2022   12:02 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                     

                                                                                                                                                                                                   

"Semangat pagi."

"Pagi, pagi, pagi. Luar biasa, yes, yes, yes. Belajar, belajar, belajar pasti pintar. Ok."

Demikian penulis mengawali pembelajaran bahasa Indonesia dengan tema "Indahnya Berpuisi" pagi ini. Hari ini, Jumat, 28 Oktober 2022 bertepatan dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke 94. Setelah ice breaker, penulis mengajak peserta didik menyanyikan  lagu "Belajar Menyenangkan." Lagu tersebut penulis buat tahun lalu untuk memotivasi sekaligus afirmasi kepada peserta didik.  Berikut liriknya :

Belajar Menyenangkan

Di rumah menyenangkan

Membaca menyenangkan

Menulis menyenangkan

Yo ayo belajar 4X

Agar jadi pintar

Yo ayo belajar 4X

Jangan ketinggalan

Selanjutnya penulis mengajak peserta didik membaca puisi "Hujan Bulan Juni" karangan Sapardi Djoko Damono.

"Anak-anak, Puisi Hujan Bulan Juni tampak indah karena di dalamnya terdapat unsur-unsur pembangun puisi. Apa sajakah unsur-unsur pembangun puisi itu?"

"Majas dan irama Pak," Jawab Wiliam.

"Maksudnya apa Wiliam?"

"Majas adalah bahasa kias sedangkan irama adalah alunan bunyi teratur yang berulang ulang."

"Bagaimana anak-anak, benar jawaban Wiliam?"

"Benar Pak." Jawab murid-murid serentak.

"Menggunakan kata bermakna konotasi Pak." Tambah Putra.

"Coba jelaskan!"

"Yaitu kata-kata yang bermakna tidak sebenarnya Pak."

"Menggunakan kata berlambang Pak." Sahut Jasmin.

"Contohnya apa Jasmin?"

"Kata hitam melambangkan suasana gelap, seram, duka, dll."

"Bagus Jasmin, jawabanmu benar."

"Menggunakan pengimajinasian Pak." Sambung Aurel.

"Maksudnya apa Aurel?"

"Kata-kata yang menimbulkan khayalan."

"Bagaimana anak-anak, apakah benar pendapat Aurel?"

"Benar Pak."

"Anak-anak makna kata hujan yang sebenarnya adalah air yang turun dari langit sedangkan pada puisi tersebut arti kata hujan adalah perbuatan baik. Sedangkan kata rintik artinya sesuatu yang kecil tetapi banyak. Kata pohon berbunga artinya kehidupan yang lebih baik. Kata jejak-jejak kaki artinya pengalaman hidup. Kata jalan arti sesungguhnya adalah tempat melintas sedangkan makna pada puisi tersebut adalah alur kehidupan. Arti kata diserap adalah masuk melalui lubang-lubang kecil sedangkan arti pada puisi tersebut adalah dimanfaatkan. Sedangkan kata akar artinya awal kehidupan.”

Demikian anak-anak, sekarang saatnya kalian menganalisis puisi "Gadis Peminta-Minta" karangan Toto Sudarto Bachtiar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun