Mohon tunggu...
Surya Wulantika
Surya Wulantika Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tak selamanya pohon yang berdiri kokoh lebih kuat dari rumput yang hanya tumbuh kerdil di tepian jalan, ketika badai datang pohon takkan mampu menahannya untuk tetap kokoh berdiri, tetapi rumput akan tetap berdiri dan takkan tumbang meski ia harus diinjak-injak. Karena letak kekuatan bukan pada tingginya dan kuatnya fisik seseorang tapi pada kelapangan hatinya menerima segala sesuatu dengan ikhlas dan sabar, disanalah akan ditemui pula bentuk kebahagiaan. . .

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seulas Rindu untuk Ibu

23 November 2014   05:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:05 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajah itu...
Mengingatkanku pada satu rindu
Dimasa yang lalu
Saat mimpi masih indah bersamamu...
Ibu...
Meski kini kau telah jauh, ijinkanlah aku untuk tetap
melukiskan senyummu di cakrawala
Meski jarak dan waktu kita tak lagi sama
Ku yakin cinta dan kasihmu akan tetap ada...
Ibu...
Masih terekam jelas dalam ingatanku
Ketika masa kecilku dulu
Kau yang selalu ada dalam setiap tangis dan tawaku
Kau yang selalu memenuhi segala ingin dan harapku
Meski kadang keadaan tak mampu menjadikannya ada
Kau selalu berusaha untuk mewujudkannya
Tak peduli berapa tetes keringat yang telah kau usap
Tak kau hiraukan panas mentari yang kadang menusuk kulitmu
Ibu...
Akankah waktu bisa mengembalikanmu pada kebersamaan
Akankah jarak bisa menghadirkanmu dalam setiap kerinduan
Disudut kehidupan ini, aku masih bertahan
Mengumpulkan rangkaian mimpi yang tercecer
Menjadi wujud baktiku untukmu
Meki tak bisa kupersembahkan diakhir nafasmu
Ibu...
Di kehidupan yang selanjutnya...
Berjanjilah kau akan tetap menjadi ibu yang terbaik untukku...
Berjanjilah untuk satu kebersamaan yang sedang tergadai dengan kesendirian ini...
Karena selalu ada cinta dan rindu
Yang membuatku bertahan untuk menunggu
Hingga waktunya nanti kita akan bertemu
Ibu...
Aku merindukanmu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun