Mohon tunggu...
Wicaksono Putro
Wicaksono Putro Mohon Tunggu... -

- a commoner, though sometimes being uncommon -

Selanjutnya

Tutup

Nature

Lebaran 1432 H Dalam Perspektif Astronomi

29 Agustus 2011   06:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:23 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penentuan 1 Syawal 1432 H

Dalam penentuan 1 Syawal 1432 H, digunakan acuan bahwa konjungsi (ijtima') terjadi pada 29 Agustus 2011 pukul 3.06 UT, atau pukul 10.06 WIB, atau pukul 11.06 WITA, atau pukul 12.06 WIT.

1. Titik Pengamatan: Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (Koordinat: 6⁰ 59' LS , 106⁰ 33' BT).
Pada lokasi tersebut, matahari terbenam pukul 17:53:37 WIB, dan bulan (hilal) terbenam pukul 18:03:30. Dengan demikian, hanya ada waktu 14 menit untuk dapat "mengamati" hilal. Pada saat matahari terbenam, usia hilal 7 jam 50 menit. Ketinggian hilal 1⁰ 50', dan sudut elongasi 6⁰ 17'.

Apabila menggunakan kriteria visibilitas hilal versi Pemerintah, syarat tersebut belum terpenuhi, karena dua syarat tidak terpenuhi, yakni usia hilal < 8 jam, ketinggian hilal < 2⁰, meskipun sudut elongasi > 3⁰. Apalagi jika menggunakan kriteria versi LAPAN, syarat tersebut tidak terpenuhi, karena tinggi hilal <4⁰ dan sudut elongasi < 6,4⁰. Kedua kriteria tersebut tidak memungkinkan hilal untuk dapat terlihat. Dengan demikian, tanggal 30 Agustus belum masuk 1 Syawal, dan masih hari ke-30 bulan Ramadan.

Lain lagi apabila menggunakan kriteria wujudul hilal (yang digunakan oleh Muhammadiyah), jelas hilal sudah berada di atas ufuk ketika matahari terbenam, sehingga meskipun hilal tidak dapat dilihat, maka tanggal 30 Agustus diputuskan masuk 1 Syawal.

2. Titik Pengamatan: Ambon, Maluku (Koordinat: 3⁰ 42' LS , 128⁰ 11' BT).
Pada lokasi tersebut, matahari terbenam pukul 18:29:16 WIB, dan bulan (hilal) terbenam pukul 18:33:27. Dengan demikian, hanya ada waktu 16 menit untuk dapat "mengamati" hilal. Pada saat matahari terbenam, usia hilal 6 jam 25 menit. Ketinggian hilal 0⁰ 51', dan sudut elongasi 5⁰ 55'.

Apabila menggunakan kriteria visibilitas hilal versi Pemerintah, syarat tersebut belum terpenuhi, karena dua syarat tidak terpenuhi, yakni usia hilal < 8 jam, ketinggian hilal < 2⁰, meskipun sudut elongasi > 3⁰. Apalagi jika menggunakan kriteria versi LAPAN, syarat tersebut tidak terpenuhi, karena tinggi hilal <4⁰ dan sudut elongasi < 6,4⁰. Kedua kriteria tersebut tidak memungkinkan hilal untuk dapat terlihat. Dengan demikian, tanggal 30 Agustus belum masuk 1 Syawal, dan masih hari ke-30 bulan Ramadan.

Lain lagi apabila menggunakan kriteria wujudul hilal (yang digunakan oleh Muhammadiyah), jelas hilal sudah berada di atas ufuk ketika matahari terbenam, sehingga meskipun hilal tidak dapat dilihat, maka tanggal 30 Agustus diputuskan masuk 1 Syawal.

Perbedaan bisa saja terjadi, maka silakan pilih dan terapkan pendapat yang menurut kita mana yang paling kuat, serta menghormati orang dengan pendapat yang berbeda. Selama pendapat tersebut memiliki dasar yang kuat, perbedaan tersebut seyogyanya dapat dimaklumi. Yang jelas, jangan sampai perbedaan ini menimbulkan perpecahan.

Salam Kompasiana.

Referensi:
1. Moonsighting.com (Moon Sighting, Dr. Monzur Ahmed)
2. rukyatulhilal.org (Rukyatul Hilal Indonesia, Mutoha Arkanuddin)
3. Perhitungan menggunakan software Mooncalc dan Stellarium

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun