Mohon tunggu...
Abrurizal Wicaksono
Abrurizal Wicaksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bebas

Suka olahraga lari, jalan kaki atau sepeda deket - deket aja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Basa Basi yang Tak Perlu dan Pentingnya Diam

27 Desember 2024   07:46 Diperbarui: 27 Desember 2024   07:46 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya Pendidikan | Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Di sisi lain, Prabowo Subianto menekankan program makan siang dan susu gratis untuk siswa serta pemenuhan gizi bagi balita dan ibu hamil. Meskipun program ini penting untuk kebutuhan dasar, fokusnya lebih pada pemenuhan jangka pendek daripada perbaikan sistem pendidikan secara menyeluruh. Kritik terhadap pendekatan ini adalah bahwa kebutuhan jangka panjang, seperti peningkatan kualitas pendidikan dan pengentasan ketimpangan sosial, kurang mendapatkan perhatian. Hal ini mencerminkan kecenderungan program populis yang memberikan hasil instan tetapi kurang berdampak pada fondasi pembangunan SDM.

Dengan demikian, terlihat bahwa program Anies lebih mendalam dalam menjawab tantangan pendidikan di Indonesia dibandingkan Prabowo yang lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar. Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas, program pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan sangat diperlukan, bukan hanya program yang bersifat sementara dan populis.

Diam sebagai Pilihan Bijak

Dalam situasi sosial yang kompleks, sikap diam sering kali menyelamatkan kita dari situasi canggung yang tidak perlu. Diam bukan berarti tidak peduli, tetapi menunjukkan kesadaran bahwa tidak semua hal perlu diungkapkan, terutama jika berpotensi menyakiti orang lain. Ketika dihadapkan pada basa-basi yang tidak relevan atau komentar negatif, memilih untuk diam adalah bentuk penghormatan terhadap batasan pribadi orang lain.

Dengan memahami dampak body shaming, pentingnya membatasi basa-basi, bobroknya SDM yang sering kali memperkeruh ruang media sosial, dan perlunya program yang benar-benar berdampak positif, kita dapat mengambil langkah menuju masyarakat yang lebih empati dan inklusif. Sebagai individu, kita memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan sosial yang mendukung kesehatan mental dan menghargai perbedaan. Dalam banyak kasus, diam adalah emas, dan sikap ini dapat menjadi solusi untuk menghindari konflik serta menciptakan interaksi yang lebih bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun