Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Hobi rebahan, cita-cita jadi sultan, tapi masih suka jajan cilok di pinggir jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Metamorfosis

12 Januari 2025   10:20 Diperbarui: 12 Januari 2025   08:45 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kupu-kupu (www.pexels.com)

Kupu tersenyum. "Sabar, Ulil. Semua ada waktunya. Kamu harus makan banyak dan tumbuh besar terlebih dahulu."

Ulil mengangguk semangat. Ia pun makan dengan lahap. Hari demi hari berlalu, Ulil tumbuh semakin besar dan gemuk.

Suatu hari, Ulil merasa tubuhnya sudah sangat berat. Ia ingin beristirahat. Ulil pun mencari tempat yang aman dan nyaman. Ia menemukan sebuah ranting kecil di balik dedaunan.

"Sepertinya ini tempat yang cocok," gumamnya.

Ulil mulai membungkus tubuhnya dengan benang sutra yang keluar dari mulutnya. Perlahan-lahan, tubuhnya tertutupi oleh benang tersebut. Ulil berubah menjadi kepompong yang berwarna cokelat.

Di dalam kepompong, Ulil tertidur lelap. Ia tidak makan dan bergerak. Tubuhnya mengalami perubahan yang luar biasa. Kaki-kakinya menghilang, tumbuh sayap yang indah, dan mulutnya berubah menjadi belalai panjang.

Setelah beberapa minggu, kepompong itu mulai bergerak. Ulil berusaha untuk keluar. "Krak! Krak!" Kepompong itu retak, dan muncullah seekor kupu-kupu yang cantik!

Ulil terkesima melihat sayapnya sendiri. Warnanya biru cerah dengan bintik-bintik hitam. "Wah, aku menjadi kupu-kupu!" serunya gembira.

Ia mengepakkan sayapnya dan terbang ke angkasa. Ulil terbang berkeliling taman, menikmati keindahan bunga-bunga dan hangatnya sinar matahari. Ia bertemu dengan Kupu dan teman-teman kupu-kupu lainnya. Mereka terbang bersama, menari di antara bunga-bunga.

Ulil sangat bahagia. Ia telah melewati metamorfosis dan menjadi kupu-kupu yang cantik. Ia belajar bahwa perubahan adalah bagian dari kehidupan, dan setiap perubahan membawa keindahan tersendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun