Dinda mendengarkan dengan sabar. Sesekali ia mengangguk, memberikan senyuman hangat yang membuat Rey merasa diterima. Setelah Rey selesai bercerita, Dinda berkata, "Rey, lo nggak sendirian. Setiap orang punya inner child, punya luka masa lalu yang mungkin masih membekas. Tapi, bukan berarti kita harus terus terjebak di dalamnya."
Dinda kemudian bercerita tentang pengalamannya mengatasi rasa insecure. Ia juga pernah merasa kecil dan tidak berharga, tapi ia berhasil bangkit dengan belajar mencintai diri sendiri dan memaafkan masa lalunya.
"Rey, lo harus belajar menerima inner child lo. Rangkul dia, ajak dia bicara, dan yakinkan dia kalau sekarang lo sudah dewasa, lo sudah kuat, dan lo bisa melindungi dia," kata Dinda.
Kata-kata Dinda bagai cahaya yang menerangi kegelapan hati Rey. Ia merasa lega, beban yang selama ini ia pikul terasa lebih ringan. Ia menyadari bahwa selama ini ia terlalu fokus pada luka masa lalunya, hingga lupa bahwa ia punya kekuatan untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
Malam itu, Rey pulang dengan hati yang lebih tenang. Hujan masih turun, tapi kali ini ia tak lagi merasa sendiri. Ia tahu, hantu kecil  itu masih ada di sana, tapi kini ia tak lagi takut. Ia akan merangkulnya, menenangkannya, dan bersama-sama melangkah menuju masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H