Hujan semakin deras. Aroma petrikor semakin kuat. Kopi di cangkirku sudah habis. Tapi, kenangan tentang Bapak masih saja berputar di kepalaku.
Aku rindu Bapak. Rindu senyumnya, rindu ceritanya, rindu semua tentangnya. Aku rindu saat-saat duduk berdua di beranda, menikmati kopi dan hujan, sambil mendengarkan Bapak bercerita.
Mungkin, esok sore aku akan pergi ke makam Bapak. Menaburkan bunga, membersihkan nisannya, dan bercerita tentang apa saja yang terjadi hari ini. Setidaknya, dengan begitu, aku merasa Bapak masih ada di dekatku, mendengarkan ceritaku, seperti dulu.
Bapak... Aku rindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H