Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Hobi rebahan, cita-cita jadi sultan, tapi masih suka jajan cilok di pinggir jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepucuk Surat untuk Ayah

2 Januari 2025   09:20 Diperbarui: 2 Januari 2025   08:39 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ayah dan anak oleh Pawel (www.pexels.com)

Kenangan itu adalah harta paling berharga. Ia adalah bintang yang menuntunku di gelap malam, pelita yang menerangi jalanku yang penuh cobaan.

Ayah, meskipun kau telah tiada, namun cintamu tetap hidup di dalam diriku. Ia adalah kekuatan yang membuatku tetap tegar, semangat yang mendorongku untuk terus melangkah.

Aku akan terus menjalani hidup ini, Ayah. Aku akan terus bernyanyi, meskipun tanpa dirimu di sampingku. Aku akan terus menari, meskipun tanpa iringan gitar tuamu.

Aku akan terus berjuang, Ayah. Demi mewujudkan semua mimpi-mimpi kita, demi membuatmu bangga di sana.

Terima kasih, Ayah. Terima kasih atas semua cinta, kasih sayang, dan pengorbananmu.

Semoga kau tenang di sana, di sisi-Nya.

Salam rindu,

Anakmu yang selalu menyayangimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun