Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Seorang sarjana sains dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Memiliki minat dalam bidang desain grafis dan kepenulisan, dalam bidang desain, telah berhasil meraih beberapa pencapaian, antara lain sebagai juara favorit lomba desain poster di Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (2020) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2015).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kopi Tuwo

9 Juli 2024   21:12 Diperbarui: 9 Juli 2024   22:09 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya, ia datang untuk mengenang kenangan indah yang pernah ia miliki. Harapan untuk bisa kembali bersama keluarganya di surga, membuatnya tetap tegar menjalani hari.

Di ujung kafe, seorang barista muda dengan senyum ramah melayani para pelanggan. Namanya Dika. Ia tahu setiap pelanggan yang datang ke kafe ini membawa cerita masing-masing. Dika selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik, berharap setiap cangkir kopi yang ia sajikan bisa memberikan kehangatan dan kebahagiaan bagi mereka. Ia sendiri memiliki mimpi untuk membuka kedai kopi sendiri suatu hari nanti, namun untuk saat ini, ia bahagia bisa menjadi bagian dari cerita orang lain.

Malam semakin larut, namun cerita-cerita di Kafe Tuwo terus bergulir. Budi menulis dengan penuh semangat, Sari berkutat dengan desainnya, Rendy menunggu dengan cemas, Andi merenung dan menulis lagu baru, Ibu Sulastri mengenang dengan penuh kasih, dan Dika terus menyajikan kopi dengan senyuman. 

Kafe ini menjadi saksi bisu dari berbagai harapan, penyesalan, dan keinginan yang belum terpenuhi. Di balik setiap cangkir kopi, ada cerita yang belum selesai, menunggu untuk ditulis hingga akhir.

Di tengah hiruk-pikuk kota Malang, Kafe Tuwo adalah tempat di mana mimpi dan kenyataan bertemu, memberikan secercah harapan bahwa setiap akhir adalah awal dari cerita baru.

Syarat

event.kompasiana.com
event.kompasiana.com

Datang, Diskusi, dan Bacakan Karyamu di Kongkow Fiksi Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun