Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya, ia datang untuk mengenang kenangan indah yang pernah ia miliki. Harapan untuk bisa kembali bersama keluarganya di surga, membuatnya tetap tegar menjalani hari.
Di ujung kafe, seorang barista muda dengan senyum ramah melayani para pelanggan. Namanya Dika. Ia tahu setiap pelanggan yang datang ke kafe ini membawa cerita masing-masing. Dika selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik, berharap setiap cangkir kopi yang ia sajikan bisa memberikan kehangatan dan kebahagiaan bagi mereka. Ia sendiri memiliki mimpi untuk membuka kedai kopi sendiri suatu hari nanti, namun untuk saat ini, ia bahagia bisa menjadi bagian dari cerita orang lain.
Malam semakin larut, namun cerita-cerita di Kafe Tuwo terus bergulir. Budi menulis dengan penuh semangat, Sari berkutat dengan desainnya, Rendy menunggu dengan cemas, Andi merenung dan menulis lagu baru, Ibu Sulastri mengenang dengan penuh kasih, dan Dika terus menyajikan kopi dengan senyuman.Â
Kafe ini menjadi saksi bisu dari berbagai harapan, penyesalan, dan keinginan yang belum terpenuhi. Di balik setiap cangkir kopi, ada cerita yang belum selesai, menunggu untuk ditulis hingga akhir.
Di tengah hiruk-pikuk kota Malang, Kafe Tuwo adalah tempat di mana mimpi dan kenyataan bertemu, memberikan secercah harapan bahwa setiap akhir adalah awal dari cerita baru.
Syarat
Datang, Diskusi, dan Bacakan Karyamu di Kongkow Fiksi Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H