Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Seorang sarjana sains dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Memiliki minat dalam bidang desain grafis dan kepenulisan, dalam bidang desain, telah berhasil meraih beberapa pencapaian, antara lain sebagai juara favorit lomba desain poster di Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (2020) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2015).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jejak Cinta Difabel

25 Juli 2023   06:00 Diperbarui: 25 Juli 2023   06:28 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Damar merasa hatinya terguncang mendengar kata-kata tersebut, tetapi Sinta segera datang mendekatinya dengan penuh keyakinan.

"Dia salah, Damar. Bakatmu luar biasa dan karya-karyamu menakjubkan. Jangan biarkan kata-katanya menghancurkan mimpi-mimpi kita," kata Sinta tegas.

Damar tersentuh oleh dukungan Sinta. Ia menyadari bahwa ia memiliki wanita yang luar biasa di sisinya yang selalu percaya padanya. Kedekatan mereka semakin kuat, dan mereka tumbuh menjadi pasangan yang tak terpisahkan.

Namun, cobaan belum berakhir. Keluarga Sinta menentang hubungan mereka karena kekhawatiran mereka tentang masa depan Sinta yang akan dihadapkan pada berbagai kesulitan karena Damar memiliki keterbatasan fisik. Sinta pun dilematis, mencoba mencari keseimbangan antara cinta dan tanggung jawabnya terhadap keluarganya.

Di tengah konflik yang terjadi, Sinta menyadari bahwa hatinya tak bisa mengingkari perasaannya terhadap Damar. Ia mencari cara untuk membuktikan bahwa cinta mereka adalah sesuatu yang indah dan mampu mengatasi segala rintangan.

Suatu hari, Damar mengundang Sinta ke puncak bukit, di mana Damar sering pergi untuk merenung dan mencari ketenangan.

"Sinta, selama ini aku telah menyadari betapa beruntungnya aku memiliki kamu di sampingku. Cintamu mengajarkan aku arti sebenarnya dari keberanian dan keteguhan hati. Bersamamu, aku merasa lengkap dan tidak ada hal lain yang ingin kuinginkan selain dirimu," ucap Damar penuh perasaan.

Lalu, Damar membuka kotak kecil yang berisi cincin berlian.

"Sinta, apakah kamu mau menjadi pendampingku seumur hidup? Bersama kita akan melangkah dan menghadapi setiap rintangan, bersama kita akan membuktikan bahwa cinta sejati tak mengenal batasan," lanjutnya.

Sinta tersenyum, air mata bahagia mengalir di pipinya. Ia menganggukkan kepala dengan tegas.

"Ya, Damar. Aku mau," jawab Sinta penuh cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun