Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Seorang sarjana sains dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Memiliki minat dalam bidang desain grafis dan kepenulisan, dalam bidang desain, telah berhasil meraih beberapa pencapaian, antara lain sebagai juara favorit lomba desain poster di Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (2020) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2015).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bintang di Kegelapan Malam

16 Juli 2023   14:38 Diperbarui: 16 Juli 2023   15:30 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi penulis

Bintang di Kegelapan Malam

Di sebuah desa kecil yang terletak di tepi hutan belantara, hidup seorang anak yatim piatu bernama Rani. Rani kehilangan kedua orangtuanya dalam bencana banjir yang melanda desa mereka beberapa tahun yang lalu. Setelah tragedi itu, Rani tinggal bersama neneknya yang sudah renta. Meskipun hidup dalam keterbatasan, Rani memiliki harapan yang besar untuk masa depannya.

Setiap malam, Rani duduk di teras rumahnya, menatap langit gelap yang dipenuhi bintang. Dia terpesona dengan keindahan langit malam yang selalu memberikannya harapan. Rani bermimpi suatu hari nanti bisa menjadi seseorang yang berpengaruh dan membawa perubahan positif bagi desanya. Dia ingin membangun sekolah untuk anak-anak di desanya yang belum pernah mendapatkan pendidikan yang layak.

Rani bangun setiap pagi dengan semangat. Meskipun kehidupannya sederhana, dia tetap berusaha keras untuk mencapai mimpinya. Dia membantu neneknya dengan pekerjaan rumah tangga dan mencari kayu bakar di hutan agar bisa dijual ke pasar. Rani juga membantu tetangganya bekerja di ladang dan memperoleh sedikit uang sebagai upah.

Suatu hari, Rani mendengar kabar bahwa ada beasiswa yang ditawarkan oleh sebuah yayasan untuk anak-anak yang berprestasi. Rani mulai merasakan harapan dan semangatnya yang semakin berkobar. Dia merasa inilah kesempatan emasnya untuk mewujudkan mimpinya. Namun, Rani menyadari bahwa dia harus belajar dengan giat agar bisa bersaing dengan anak-anak lain yang lebih beruntung.

Rani mulai membaca buku yang dia pinjam dari perpustakaan desa. Meskipun buku-buku tersebut sudah ketinggalan zaman dan kebanyakan sudah mulai rusak, Rani bersyukur karena dia masih bisa mendapatkan pengetahuan dari buku-buku itu. Dia belajar sendiri di malam hari dengan penerangan seadanya. Rani sangat tekun dan bersemangat meskipun kondisi itu tidak mudah baginya.

Waktu berlalu dan hari ujian penentuan penerima beasiswa semakin dekat. Rani terus berusaha semaksimal mungkin. Ketika tiba hari yang ditunggu-tunggu, Rani tiba di ruang seleksi dengan penuh harapan dan semangat. Namun, begitu dia melihat para pesaing lainnya, Rani mulai merasa gugup. Banyak anak-anak lain yang datang dari keluarga yang berada terlihat lebih siap dan percaya diri.

Namun, Rani memutuskan untuk tidak menyerah. Rani tahu bahwa dia sudah melakukan yang terbaik dan takdir akan menentukan segalanya. Beberapa minggu kemudian, Rani menerima kabar bahwa dia terpilih menjadi salah satu penerima beasiswa. Dia melompat kegirangan dan tak bisa menahan air matanya. Harapannya tidak sia-sia, dia bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikan kesempatan untuk mewujudkan mimpinya.

Dengan beasiswa itu, Rani dapat melanjutkan pendidikannya di kota. Dia belajar dengan tekun dan berusaha semaksimal mungkin untuk meraih prestasi yang gemilang. Rani memperoleh penghargaan sebagai siswa terbaik di sekolahnya dan menjadi inspirasi bagi teman-temannya. Dia tidak lupa dengan desanya dan berjanji akan kembali setelah menyelesaikan pendidikannya untuk membangun sekolah yang dia impikan.

Setelah lulus, Rani kembali ke desanya dengan ilmu dan pengetahuan baru yang dia dapatkan. Dia bekerja sama dengan para tokoh masyarakat dan yayasan setempat untuk membangun sekolah. Dengan kerja keras dan semangat juangnya, Rani berhasil mengumpulkan dana yang cukup dan membangun sekolah dengan fasilitas yang lumayan memadai di desanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun