Mohon tunggu...
Emak AzAiBi
Emak AzAiBi Mohon Tunggu... Lainnya - Staf Disalah Satu Instansi Pemerintah

Saya menyukai menulis, membaca dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Horor

"Awal Dia Ada " Episode 1

22 September 2024   14:30 Diperbarui: 8 Oktober 2024   09:27 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluargaku...

Aku seorang anak perempuan berusia 16 tahun yang bersekolah di salah satu SMA Negeri Kabupaten Malang. Aku terlahir dari keluarga yang taat dalam beribadah terutama bapakku beliau tidak percaya dengan hal-hal mistis apalagi hantu. Akupun rutin untuk puasa sunah seperti Senin Kamis dan yang paling aku suka adalah puasa Daud yaitu sehari puasa sehari tidak, aku selalu rutin dalam sebulan bisa dibilang 21 hari sekali aku ganti puasa Senin Kamis. Suatu hari aku dan ibuku sholat malam dibeda tempat, ibu di mushola rumah kami sedangkan aku ada di kamarku, sebelum aku lanjutkan perlu diketahui bahwa bapakku seoarang ASN di instansi Pengairan yang tugasnya menghandle aliran sungai ke sawah - sawah petani supaya semua teraliri dengan baik. Sebab bapak adalah petugas Pengairan maka dari itu kami tinggal di rumah dinas yang selalu dekat dengan sungai supaya mempermudah bapak untuk menghandle aliran air melalui sungai. Hari - hari biasa aku lalui dengan sewajarnya anak perempuan bersama adik laki - lakiku yang pada waktu itu duduk di bangku SMP, sampai disuatu hari ada satu kejadian yang merubah semua kesantaian hariku menjadi hari - hari yang penuh dengan hal yang diluar nalar. Jujur aku pada saat itu belum percaya dengan hantu dan hal - hal mistis lainnya, saat itu bulan Agustus tanggal 8 dimana tanggal 9 besoknya adalah hari kelahiranku yang ke 17 tahun. Seperti biasanya di malam hari aku selalu dibangunkan oleh ibuku jam 03.00 dini hari untuk sholat malam bersama, biasanya aku, ibu juga bapak dan adikku sholat malam di mushola kami, tetapi hari itu tidak seperti biasanya aku memilih untuk melaksanakan sholat di kamarku yang berada di kamar depan dan depan kamarku adalah jalan kampung yang ditepinya adalah sungai dan bersebrangan dengan kampung sebelah. Saat aku berwudhu di kamar mandi ada hawa yang berbeda dingin tapi lembab mmmm pokoknya beda banget, ibuku sudah memberikan tawaran apa tidak sebaiknya sholat bersama seperti biasanya, aku hanya menggelengkan kepala dan kulanjutkan langkahku ke kamar. Kututup pintu kamar karena kiblatnya menghadap ke arah pintu kamar, kubentangkan sajadah dan aku mulai takbirotul ikhram..." Allahhuakbar....", bersamaan dengan itulah mulai kudengar seorang perempuan menangis sedih diluar kamar dekat sekali aku mendengarnya, semakinkukeraskan bacaan sholatku semakin keras juga suara tangis yang memilukan itu, " Ya Allah apa itu..." batinku dan pikiranku semakin kacau sehingga kupercepat sholatku dan anehnya ketika salam ke arah kiri tangis itupun berhenti. Aku terdiam sejenak lalu kulangkan kakiku menuju ke jendela kamar, kubuka tirainya perlahan kuperhatikan diluar tidak ada satupun orang yang lewat dan tidak ada pergerakan apapun diluar sana.... kututup kembali tirai kamaku dan aku lanjutkan sholatku kembali. Setelah aku selesai sholat, aku keluar tanpa melepas mukena berjalan ke mushola rumah yang disitu masih ada ibu, bapak juga adikku. Aku ceritakan kepada ibuku apa yang tadi aku dengar ketika melaksanakan sholat sendiri di kamar, ibuku tersenyum hanya berkata mungkin aku salah dengar. " Sudahlah tidak ada apa-apa hanya kamu salah dengar". Aku hanya mengangguk dan kembali lagi ke kamar untuk melanjutkan berdzikir menunggu sholat subuh berjamaah di mushola kampung bersama dengan keluargaku. Hari ini aku berusia 17 tahun tepat di tanggal 9 Agustus, ibu dan bapakku selalu berpesan usia 17 tahun adalah usia dimana aku harus lebih menjaga lagi dan berhati-hati dengan lawan jenis. Bapak tidak membolehkan untuk berpacaran jadi selama sekolah aku belum pernah berpacaran, hanya sebatas suka saja kepada lawan jenis. 

DIA..........

Ini adalah hari pertamaku di usia 17 tahun, seperti biasa aku berangkat sekolah dengan berjalan kaki menuju sekolahku yang tidak begitu jauh dari rumah. Banyak juga teman-teman yang juga berjalan kaki menuju ke sekolah kami jadi aku tidak sendirian. Pulang sekolapun kami juga berjalan kaki, waktu aku berjalan sendirian siang hari sangan terik matahari, biasanya aku lewat arah Timur kali ini aku lewat arah Barat di tepi ruko-ruko. Aku berjalan sambil menundukkan kepala karena pada saat itu matahari menyapa dengan ceria jadi teriknya luar biasa sebab aku tidak membawa payung, tiba-tiba dari belakang seperti ada yang menarik tasku sehingga aku terdengak keras yang membuat aku kaget langsung aku menoleh ke belakang aku kira ada temanku yang memang seringkali jahil ketika bertemu denganku tetapi ternyata tidak ada siapa-siapa dibelakangku sepi hanya ada orang-orang yang sedang antri masuk ke mikrolet. Aku terdiam sejenak dan kutari nafas serta kuperbaiki letak tasku yang agak melenceng ke kanan.... " Mungki aku capek....". Sesampainya dirumah aku langsung cuci muka ganti baju dan makan siang, setelanya aku rebahan di kamar sambil mendengarkan radio waktu itu yang selalu aku dengar radio KDS8 yang selalu memperdengarkan lagu-lagu anak muda dizaman itu. Teringat kembali aku dengan kejadian di depan ruko pasar tadi ketika jalan pulang dari sekolah. " Apa sebenarnya tadi itu....", ditengah - tengah kebinganku aku memandang ke atas langit-langit kamarku dan ketika aku melirik melalui ekor mataku ada sesuatu yang sedang duduk diatas meja belajarku sambil menggerakkan gerakkan kakinya seperti diayun, tidak begitu jelas bentuknya hanya seperti siluet saja. Perlahan aku menoleh tetapi ketika aku menoleh dia tidak ada, lagi-lagi aku hanya, " Mungkin aku mengantuk....". Aku kembali mendengarkan musik di radio kecilku dan akhirnya aku tertidur di jam 15.30. " Aaaaaaaaaa....." teriakanku terdengar oleh ibuku yang langsung berlari ke kamar yang diikuti oleh adikku " Kenapa?..." tanya ibuku panik. Aku terbangun dengan keringat yang mengucur padahal kipas angin masih berputar, " Makanya tidur jangan lama-lama tuh udah mau maghrib... siap - siap sholat maghrib mbak...", ujar adikku. Aku hanya mengangguk disusul usapan ibuku di kepalaku sambil tersenyum padaku. Aku masih diatas ranajng sambil mengingat ingat apa yang aku alami ketika tidur itu nyata atau tidak, " Ya Allah... siapa dia...", karena ketika aku tertidur tiba-tiba ada yang berkata agak keras, " BANGUUUNNN...!!!", suara itu jelas dan lantang sekali di telinga kiriku suara seorang laki-laki. Dalam kesadaran tinggi aku hanya bertanya aku bermimpi atau tidak, hanya saja sangat jelas ditelingaku sehingga aku terbangun dan berteriak sangat keras. " Anyaaaa... ayo sholat maghrib..... ", panggilan ibuku membuatku tersadar dan terbangun dari lamunanku bergegas ke belakang.

Dia mulai berisik......

Setelah kejadian kemarin hari-hariku bertambah satu hal yang membuat telingaku mulai berisik dengan kata-kata yang entah dari mana asalnya. Suara itu ada yang baik dan ada yang membuatku takut karena dia selalu memberitahuku tentang orang lain yang sedang membicarakan tentang aku. Entah itu benar atau tidak akupun tidak tahu tetapi ketika aku turuti bisikan itu ternyata benar ada sekelompok anak yang sedang bercakap-cakap sambil melihatku. " Kau percaya sekarang....", kembali terdengar suara itu jelas sekali di telinga kiriku. Aku terdiam dan kutoleh arah suara itu...." Ya Allah.... ", kututup mulutku karena aku takut teriakanku membuat semua orang menoleh.... aku lihat..............

BERSAMBUNG................................................

(SANIA)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun