Maritaing, ibukota kecamatan yang pertama disinggahi sebagai wilcah (wilayah cacah) Â pertama. Wilcah ini sebutan untuk lokasi sampel survey. Total ada 8 wilcah yang akan kami singgahi.Â
Artinya akan ada 8 kecamatan yang akan dijelajahi dengan masing-masing kecamatan terdiri dari rata-rata 8-10 desa. Ini belum menghitung persebaran dan pertambahan responden survey kami yang sangat mungkin sudah berpindah desa atau beranak-pinak di desa lain.
Kami bertolak ke Kecamatan Alor Timur, dengan Ibu Kota Kecamatan Maritaing. Kurang lebih hampir 4 jam perjalanan kami tempuh dengan kendaraan pick up yang disewa. Kendaraan angkutan itu layaknya pick up biasa yang didesain untuk angkutan umum dengan diberi kap penutup di atasnya. Itulah salah satu angkutan di sana selain juga mobil truk.
Hanya rasa pusing dan mual yang terus membayangi. Selama perjalanan itu, mobil kami harus berhenti beberapa kali karena kondisi kami yang pusing dan juga mesin mobil yang terlalu panas.
Untunglah pemandangan yang disuguhkan sepanjang perjalanan luar biasa indahnya. Menyusuri garis pantai di Alor luar biasa cantiknya. Belum pernah kutemui pemandangan ini seumur hidupku.Â
Rasa pusing dan mual terbayar dengan memandang cakrawala lautan yang biru, jernih, dan memantulkan kesejukan. Ingin berlama-lama berdiam diri memandang di sana. Dalam hati bertekad, nanti akan kusempatkan memandang keindahan seperti ini di lain waktu.
Di perjalanan, kami melewati perkampungan yang sangat tradisional. Rumah-rumah hanya terbuat dari kayu dan bambu dengan atap ijuk atau dedaunan. Aku menyaksikan sendiri, ternyata bangsa kita masih ada yang tinggal di rumah-rumah seperti itu, yang tentunya tak ada listrik dan sangat mungkin juga minim air bersih.
Meski begitu, wajah mereka masih bisa menunjukkan kegembiraan. Sepintas kusaksikan pemandangan itu dalam perjalanan. Dalam hatiku berkata, "mungkin realitas seperti itulah yang akan sering kujumpai selama tugas di Alor ini."
Tahukah kalian bahwa masih banyak orang-orang di sana yang tidak bisa membayangkan mengenai jalanan aspal yang mulus dan lebar? Bahkan mereka pun tak bisa membayangkan mengenai gedung-gedung pencakar langit yang terang benderang yang berlantaikan granit atau marmer halus. Juga tak tahu apa itu lift dan eskalator.