Mohon tunggu...
Rizki Wibisono
Rizki Wibisono Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Waja Sampai kaputing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggugat Pekik Semangat Tanpa Pahala

19 Februari 2014   14:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:41 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

19 Februari 2014, 07.32 am

Ada yang nyeletuk tajam seperti ini "jangan pekikkan gema hidup mahasiswa!" Percuma saja, gak maju-maju.

Ketahuilah saya sependapat dengan yang nyeletuk seperti itu. Bagi saya mending ucapkan pekik gema takbir yang berkumandang setiap hari.

Ketika pikirkan hal-hal yang tak baik maka langsung ingat pada Allah. Itu yang bijak.

Nah biasanya kita sering mendengar orang ucapkan gema hidup mahasiswa.

Sekarang coba lihat faktanya. Mendapatkan pahala saja tidak, hanya bisa berikan suara semangat. Kita sebagai muslim wajib cerdas di segala bidang, jangan mau tidak cerdas. Ketika kita ucapkan takbir yang kencang bukan hanya semangat yang kita dapatkan namun pahala juga. Sungguh spektakuler bukan. Saya pun masih belajar untuk ucapkan kata-kata takbir itu di setiap waktu, nampaknya perlu pengamalan yang cukup kontinuitas.

Malahan saya cenderung bertanya-tanya pada yang enggan ucapkan takbir Allahu Akbar. Kebanyakan kita lihat yang enggan ucapkan takbir itu malah muslim sendiri. Lah ini kok kebalik faktanya ya?. Kan seharusnya bila muslim tentu harus setuju bahkan bangga dengan ucapan takbir penggugah semangat plus dapat pahal itu ya kan?.

Ada yang berargumen, "mas kalo saya manambah semangat itu nanti dibilang teroris mas, atau juga nih nanti saya bisa masuk penjara dikarenakan tuduhan teroris". Nah ini sudah muslim tapi kok pesimis banget ya untuk maju?. Dimana akal cerdas mereka.

Sehendaknya bila kita ingin dapat pahala, maka harus bangga ucapkan itu sesering mungkin.

Pekik Allahu Akbar juga jangan main-main. Mungkin saja ada sekelompok orang tak beragama/ateis yang nyeletuk. "Ah mana ada Tuhan, itu cuma imajinasi kamu saja!". Bila bertemu orang-orang seperti itu, bisikkan saja di dekat telinganya dengan bisikan "Allahu Akbar". Insya Allah, bila ada kata Allah mampir di telinganya, maka suatu saat ia akan ingat.

Pekik Allahu Akbar mesti sering terdengar di kala kita jatuh semangatnya. Coba pikirkan untuk apa juga kita bersuara hidup mahasiswa, sudah tak dapat pahala, semangatpun akan runtuh seketika bila yang diseru tidak turuti kemauan sang pemimpin.

Beda dengan seorang pemimpin yang serukan untuk bergerak dengan pekikkan Allahu Akbar, bila anggotanya sedikit bergerak apa yang diinginkan pemimpin, minimal, sang pemimpin itu dapat pahala karena ucapkan pengakuan dengan pekik takbir yang menggema.

Maka dari itu seharusnya kita mampu memasukkan ide-ide termutakhir yang visioner dalam pikiran kita. Bertujuan yang mulia untuk menasehati lebih banyak orang lain yang jadi sasaran objek dakwah.

Kita tidak mungkin berhasil pula jika hati belum bersih. Ucapkanlah takbir dengan penuh pengakuan hati untuk menghamba pada Sang Maha Pencipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun