Mohon tunggu...
Wiatmo Nugroho
Wiatmo Nugroho Mohon Tunggu... -

hamemayu hayuning Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Pohon Beringin Roboh Itu Bukan Hoaks

29 Agustus 2018   11:08 Diperbarui: 3 September 2018   11:54 2707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi suami yang rentan turun nilainya, aku harus maklum dan mengambil posisi menunggu waktu hingga sampai di kantornya. Aku malah mendapat ide lagi setelah selesai mengantar; mampir ke warung pangkalan angkotan, di dekat rumah pakde tetua.

"Langsung pulang! Istirahat dulu!" kata istriku tak berterima kasih, tak tahu sama sekali mengenai ideku mampir warung itu.

Bukan karena ia tak cinta kurasa, tapi karena memang kebutuhan lebih menuntut daripada rasa cinta. Setidaknya itu menurutku.

Dan benar juga kata istriku, dan juga bukan karena aku tak cinta lagi ketika aku berbelok ke arah warung pangkalan angkot. Aku tak memikirkan lagi harga rupiah, atau kata-kata istriku, tetapi aku mau mendengar pembicaraan yang aku lontarkan pada orang-orang di sana.

Hal  yang sama sebenarnya yang aku ingin bicarakan pada istriku. Tetapi rupanya aku malah menghadapi kesulitan darinya.

Sudah dari kemarin lusa, aku bercerita pada mereka bahwa pohon beringin di rumah pakde tetua roboh.

Tetapi mereka lebih percaya bahwa pohon beringin itu dipotong, sengaja dipotong dengan alasan umurnya yang sudah tua. 

Dan juga dengan keselamatan rumah pakde tetua yang cukup dekat dengan pohon beringin. Tetapi lebih dri itu mereka mengatakan bahwa ceritaku adalah hoax. Mereka tidak percaya. Dan entah darimana asalnya, ceritaku itu berbalas dengan cerita bahwa sumber cerita itu susah dipercaya, karena sudah beberapa tahun berumah tangga tetapi tak juga memiliki anak, bahkan sebenarnya setengah pengangguran.

Itulah yang membuatku bekerja lebih keras. Karena cerita itu sudah aku tulis dan kirim ke sebuah surat kabar dua hari berturut-turut.

Pertama mengenai beringin yang roboh, dan kedua apakah arti di balik dari pohon beringin yang roboh itu.

Kedua tulisanku sudah masuk redaksi koran lokal, tetapi setelah itu menjadi sulit karena banyak orang berbicara sebaliknya. Dan otomatis tulisanku tak punya arti lagi, selain hanya sebuah tulisan oleh seorang suami yang kurang bahagia dengan rumah tangganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun