Mohon tunggu...
Wiwin Nurwinaya
Wiwin Nurwinaya Mohon Tunggu... Insinyur - civil engineer. peminat sejarah dan arsitektur islam

Ingin Berbagi sambil terus belajar. Semoga dapat memberi manfaat dan berkah. Salam utk semua kompasianers,tetap semangat, terus berkarya, sehat selalu..

Selanjutnya

Tutup

Bandung

LRT, BRT atau Jalan Tol?

17 Oktober 2024   13:09 Diperbarui: 24 Oktober 2024   08:55 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Sarana transportasi merupakan penunjang aktivitas vital kehidupan masyarakat di berbagai negara. Hal ini semakin penting seiring dengan tingkat persaingan ekonomi global dan  mobilitas penduduk yang makin tinggi di segala bidang. Khusunya di kota besar. Di sisi lain, ketersediaan lahan untuk pembangunan jalan sangat terbatas. Tentu saja ini menjadi problematika dan memerlukan yang tidak mudah. 

Perlu kajian komperhensif terutama ketersediaan dana dan nilai kemanfaatan jangka panjang. Pemerintah sebagai pemangku keputusan harus mampu mengakomodir  semua kebutuhan secara bijak. Belakangan ini Pemerintah sering menyoal antara kebutuhan jalan tol dan transportasi masal seperti LRT,BRT dan sejenisnya. Mana yang harus di utamakan? Yuk kita cermati.

1. TRANSPORTASI PUBLIK ( LRT, BRT dll)
Seluruh lapisan masyarakat dapat menggunakan moda ini, bisa menjadi solusi mengatasi kemacetan.
Tentu saja harus di barengi dengan tingkat kenyamanan, tepat waktu dan harga terjangkau akan mampu menarik masyarakat beralih ke moda transportasi  ini.

2. JALAN TOL
Tidak semua lapisan masyarakat menggunakan  jalan tol. Karena jalan tol diperuntukan khusus untuk pengguna  roda empat.
Akan tetapi keberadaan tol pasti tidak akan menarik untuk sopir angkot. Alasannya karena sopir angkot butuh penumpang yg tidak mungkin didapat di jalan tol.
Bisa jadi justru pembangunan jalan tol bisa menjadi solusi kemacetan di satu sisi, tetapi menimbulkan kemacetan di sisi lain. Seperti misalnya saat masuk dan keluar pintu tol.

Hal ini juga dapat menjadi pemicu tingginya kecelakaan di area tol tersebut, khususnya saat keluar, masuk tol. Apalagi seperti diketahui bersama bahwa kecepatan dalam mengemudi kendaraan dijalan tol lebih tinggi.

keberadaan Jalan tol juga dapat memicu masyarakat untuk lebih  menggunakan kendaraan roda empat, mobil. mereka bisa berbondong bondong memilih jalan tol  dan menimbulkan masalah  baru berupa kemacetan di jalan tol. Yang seharusnya tidak terjadi.

Maka tak ada salahnya jika pembangunan jalan tol tersebut tersebut dikaji ulang.

Mengacu beberapa pertimbangan yang mungkin terjadi dan menilik segi  kemanfaatan transportasi  publik yang  jauh lebih dominan serta dapat menjadi solusi jangka panjang.

Seperti diketahui bahwa jumlah pengguna transportasi publik  jauh  lebih tinggi di banding jalan tol. Karena  transportasi publik dapat di akses oleh seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya segelintir orang.

Meskipun untuk itu,  banyak yang memprediksi bahwa pembangunan sarana transportasi publik ini memerlukan biaya yang jauh lebih besar  dibanding pembangunan jalan tol.

Bagaimanapun kepentingan publik yang lebih luas  harus menjadi pertimbangan untuk diupayakan.

Semoga masukan ini dapat menjadi bahan kajian pemerintah beserta  instansi terkait.

Ini hanya Sumbang opini untuk #PemerintahBaru #prabowo dan #GubernurTerpilih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun