Mohon tunggu...
Wahy
Wahy Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sedang dalam studi menumbangkan tirani tanpa modal tinggi cukup dengan granita kupi dan Mie cepat jadi tanpa imunisasi.Amin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak untuk Umat-umat Ahok

18 Mei 2016   10:58 Diperbarui: 19 Mei 2016   07:41 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang masih bau kencur

ada juga yang sudah uzur

Merunut klasifikasi umur

Mulutnya takabur wajar mahluk kufur

Makannya tak terukur waktu tidur mendengkur

Walau tak saling kenal tapi sudah berani sebantal

Wujud dari penghambaan primordial 

Jumlahnya ribuan

Juga banyak yang pengangguran

Katanya ga makan bangku sekolahan

Kan keras, pantas kalo memaki ga tau batas

 

Kalo dongkol jadi dogol lantas nyekik botol

Kongkow2 sembari ngusap botol sambil ngumpat tolol

Mana peduli korban penggusuran

Hilirnya saja kebodohan

Sampe ga tau apa itu sunatan massal

Makanya kesal mungkin air anunya kurang kental

Jadinya bebal hulunya keterbelakangan mental..

 

Memaki tidak pandang umur

mungkin otaknya didubur

Denger-denger sih isinya bubur 

Dampak sering terbentur pantas mikirnya mundur

Bisa jadi lahirnya prematur pas ditarik kendur

Biar saja orang miskin tergusur yang penting mereka panjang umur

 

 

Kepala isinya luntur mundur ke jaman batu

Kerasnya mirip sebongkah batu jadi memang buntu

Ga penting ilmu yang penting ngeyel dulu

Gampang buat proposal yang penting isinya dengki dan benci biar mencaci

Moral tanpa kendali segala dibully yang penting upeti

Mana bisa memberi, yang tergusur saja dimaki

 

Kalo pujaannya dkritik

Kaumnya panik semua berisik rada pelik

Rame-rame ngeklik jadilah trending topik

Bawa-bawa isu rasis juga etnis

Biar kita ikutan nangis

Padahal sebenarnya kita ga peduli apalagi benci

Pinta mereka sendiri yang bikin pagar beribu-ribu inci

 

Pangkalan ojek     15 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun