Tanggal 18 April 2018 adalah tanggal dimana Xiaomi meluncurkan varian handal kelas menengahnya yaitu Redmi Note 5. Berbekal otak Snapdragon 636 dimana ini merupakan varian terbaru seri 6, Xiaomi mempromosikannya kehandalannya.Â
Mulai dari arsitektur dengan basis Kyro 260 dengan 14nm, octa core dengan clock 1.8 GHz hingga GPU Adreno 509. Sebuah keluarga baru dari Snapdragon yg walau secara spesifikasi di atas kertas lebih turun dari seri 625 yang bebekal Octa core 2.0 GHz namun skor benchmark berbicara terbalik. 636 memang varian handal keluaran terbaru, demikian Xiaomi mempromosikannya.Â
Mengapa? Karena Xiaomi mengklaim bahwa dialah pemakai pertama processor Qualcom seri ini. Xiaomi sukses membuat warga Indonesia pecinta HP bedecak kagum dengan peluncuran keluarga terbarunya pada seri menengah.Â
Seperti biasa karena Xiaomi sanggup mengemasnya dengan harga aduhai. Saya pernah mengatakan pada tulisan saya sebelumnya bahwa Xiaomi sebernarnya hanyalah HP dengan spesifikasi biasa tapi menjadi luar biasa karena harganya yang di bawah harga pesaing.
Xiaomi adalah 'pembunuh' bagi pabrikan HP lain dengan harganya yang memukau. Untuk kelas seperti ini HP lain akan dijual bahkan di atas angka 4 juta rupiah. Bahkan saat launchingnya Xiaomi tidak segan membandingkan dengan merk lain baik dari sisi harga maupun kehandalan mesin nya. Apalagi kali ini Xiaomi menggarap serius sektor kameranya yang akan saya bahas di bawah.
Namun diam-diam pesaing 'mengintip' euforia Xiaomi saat peluncuran tanggal 18 April. Bagaikan kesatria dengan pedang di tangan dan berkacak pinggang demikianlah Xiaomi dengan Redmi Note 5 di tangannya. Sang musuh diam dan terus mengendap. Dia membiarkkan Xiaomi berkoar lantang dengan menunjukkan perangkat barunya yang memang saya akui cukup handal dengan harga di bawah 3 juta rupiah.
Zenfone Max Pro M1
Dialah si Pengendap itu. Asus cukup pandai mengambil momen ini. Tidak butuh dia berkoar banyak karena semua jeroan nya sudah dipertontonkan dan dipromosikan oleh Xiaomi lewat Redmi Note 5 nya.Â
Asus Zenfone Max Pro M1 bagaikan Cobra yang memagut Redmi Note 5. Tanggal 23 April atau 3 hari setelah Xiaomi meluncurkan dan mengumumkan bahwa penjualan perdananya tanggal 25 April maka Asus meluncurkan HP nya dengan berbekal mesin yang sama bahwa memiliki model yang hampir sama dengan pesaingnya.Â
Namun... tanpa disangka bahwa Asus yang menyerang ini bukannya sembarang menyerang karena dia memang seperti seekor Cobra dengan racunnya yang mematikan. Racun tersebut adalah harga yang lebih rendah. Untuk varian yang sama Asus memangkas harga hingga Rp 200.000 di bawah Xiaomi. Luar biasa...
Asus benar-benar menantang dan bukannya tanpa amunisi. Mesin sama, varian sama tapi harga di bawahnya. Saya rasa baru kali ini ada pabrikan HP yang harganya di bawah Xiaomi dengan spesifikasi yang boleh di bilang sama. Bahkan rencana penjualan perdananya pun sama yaitu tanggal 25 April 2018. Namun benarkah mereka sama? Simak berikutnya.
Redmi Note 5 VS Zenfone Max Pro M1
Di atas saya hanya bilang "boleh dibilang sama" karena memang sesungguhnya ada beberapa perbedaan. Untuk sisi mesin mereka sama-sama menggunakan SD 636 dengan balutan alumunium body, IPS LCD, 6" display 18:9, dual camera, dual slot SIM card dan non removable battery.
Keunggulan dari Zenfone Max Pro M1 adalah:
- Kapasitas baterai yang lebih besar yaitu 5000 MAh dibanding Reno 5 yg 4000 MAh
- Pure Android alias tanpa tambahan UI sedangkan Reno 5 jelas berbekal MIUI 9, mengapa unggul karena umumnya dengan tanpa UI maka benchmark bisa lebih tinggi dan otomatis irit baterai.
- Triple sim slot yang berarti M1 bisa untuk 2 buah SIM dan 1 memori sedang Reno 5 dual sim hybrid alias pilihan 2 buah sim atau 1 sim + 1 memori.
- yang paling utama adalah harganya yang lebih murah di bawah Reno 5
Akankah Redmi Note 5 Terpukul?
Sedikit banyak pastilah mengingat Xioami selalu unggul di harga. Tapi memang jika dicermati ada hal yang lebih unggul pada diri Redmi Note 5. Mungkin keunggulan M1 di atas yang saya tulis menimbulkan pemikiran pada benak Anda, "mengapa sektor camera tidak ditulis? Bukankah megapixelnya lebih besar yaitu 13MP dibanding dengan 12MP untuk camera belakangnya.Â
Betul memang, tapi urusan keindahan bukan melulu di di MP (megapixel). Perlu disadari bahwa Redmi Note 5 memang cukup serius manggarap cameranya yaitu dengan menyematkan aperture rendah f1.9 dengan tambahan AI (artificial Intelegence atau kecerdasan buatan). Keuntungan dari f1.9 adalah menghasilkan penangkapan cahaya lebih banyak dibanding apeture yang lebih tinggi sehingga detail suatu obyek lebih nampak.Â
Maaf saya tidak bisa menjelaskan lebih lanjut tentang hal ini karena akan memperpanjang artikel ini. Jika Anda melihat review di YouTube maka Anda akan melihat jelas hasil foto yang berbeda.Â
Redmi note 5 nampak lebih detail sedangkan M1 lebih terang. Lho katanya aperture kecil lebih menangkap cahaya sehingga hasil foto lebih detail kenapa kalah terang? Zenfone Max Pro M1 tampaknya mengakalinya dengan mengatur default brightness yg lebih tinggi untuk hasil fotonya. Hal ini memang membantu tapi mengorbankan banyak detail obyek.Â
Dan pada hasil komparasi penangkapan video yang saya perhatikan di YouTube kok tampaknya M1 kedodoran pada image stabilizernya sehingga menghasilan rekaman yang labil. Jika benar maka sangat disayangkan untuk hasil rekaman videonya mengingat penggunaan tripod sangat jarang dan enggan dilakukan oleh user. Sementara di sisi camera depan xiaomi lebih unggul MP yaitu 13 dibanding M1 yang hanya 8MP pada varian 4/64.
HAL AKHIR
Semua kembali ke selera user mau pilih mana? Saya hanya bilang bahwa kali ini Xiaomi kena pukulan sementara Asus sangat pandai menyelinap dan "menggebug" pada saat yang tepat.Â
Akankah Xiaomi menurunkan harganya yang membuat Asus harus menghentikan perangnya? Bisa jadi. Sebab dari awal strategi pasar Xiaomi adalah low price dengan memangkas di sini dan di sana sehingga memungkinkan harga rendah. Saya rasa Asus sangat sulit untuk memasang lebih rendah lagi jika Xiaomi menurukan harganya kecuali memang produk ini sengaja digunakan sebagai proyek rugi saja.Â
Tapi saya rasa tidak ada gunanya Asus bertindak demikian. Bisa jadi juga Xiaomi tetap pada harganya mengingat MIUI adalah salah 1 unggulan nya sejak dulu kala. Apalagi Xiaomi tahu pasti bahwa pecintanya adalah orang-orang yang sangat doyan meng-oprek. Itulah sebab pada masa awal debut Xiaomi di Indonesia hal tentang rooting tidak menggugurkan garansi. Kita lihat bagaimana dengan Xiaomi dan Asus kali ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H