Nama Xiaomi mulai terdengar oleh publik Indonesia sejak tahun 2013 dan semakin meluas hingga saat ini. Apa penyebabnya?
Indonesia adalah tempat yang subur untuk perdagangan telepon selular. Masyarakatnya sangat menyukai perkembangan teknologi selular. Tentu Xiaomi akan mendapat tempat di hati bahkan di kantong masyarakat ini. Mengapa? Xiaomi murah tapi tidak murahan. Kenapa murah? Bukankah tetap saja jutaan? Ya memang. Tapi seperti di atas dibilang bahwa masyarakat Indonesia sangat menyukai selular tentu harga jutaan menjadi hal yang sudah dipahami. Masing-masing orang sesuai ketebalan kantongnya akan menyesuaikan telepon mana dan seri apa yang akan mengisi kantongnya. Xiaomi dianggap murah karena teknologi yang dikandung di dalamnya setara dengan telepon lain tapi harganya jauh di bawahnya. Tapi... maaf harga itu adalah untuk pasaran luar negeri.
Berikut adalah harga pasaran resmi dalam IDR sesuai dengan negara yang sudah dijangkau Xiaomi:
Harga Di Indonesia
Apakah harga di Indonesia akan sesuai atau setara dengan dengan harga di luar negeri? Itu yang menjadi pertanyaan masyarakat Indonesia. Akankah Redmi Note masuk dengan harga kisaran 1,8 - 1,9 juta rupiah? Wajar bukan jika pertanyaan timbul? Atau jangan-jangan Xiaomi masuk dengan harga selangit yang akhirnya tidak beda dengan harga merk lain yang setara?
Petinggi Xiaomi, Hugo Barra saat kunjungannya ke Indonesia dalam acara ICS Juni 2014 menyatakan bahwa harga xiaomi tidak akan beda jauh.
Hal yang membuat saya jadi tergelitik adalah web xiaomi indonesia: http://www.mi.com/id/ dimana di dalamnya terdapat kontes untuk merancang sebuah smartphone dengan budget 2 juta rupiah. Jika saya melihat perkembangan Sertifikasi xiaomi indonesia maka Anda akan mendapat hasil seperti ini:
Jika benar harga Xiaomi di Indonesia lebih tinggi dikarenakan masalah PPN dan PPh maka yang jadi pertanyaan adalah seberapa beda harganya? Mengapa harus lebih tinggi bukankah di luar negeri juga dikenakan PPN atau yang disebut juga VAT (Value Added Tax)? Kalau tidak salah Philipina mengenakan PPN 12% dan Singapura 7%. Mengapa PPh jadi bahan pertimbangan menaikkan harga mengingat PPh adalah Pajak yang dikenakan atas dasar laba perusahaan? Yang inti sederhananya adalah jika laba perusahaan nol maka PPh pun nol walau dalam prakteknya tidaklah semudah itu.
Prediksi Perkembangan Xiaomi di Indonesia
Jika selisih harga Xiaomi di Indonesia dengan luar negeri berjarak 10% maka saya rasa masih bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Ambil contoh harga Redmi Note, jika ditarik rata-rata harga di luar negeri 1,9 juta lebih dan di Indonesia lebih tinggi 10% maka akan menjadi kisaran 2,1 juta. Lumayan kan bedanya? Bagaimana jika ternyata lebih? Bagaimana jika kontes tersebut adalah untuk mengabarkan harga Redmi 1S adalah Rp 2.000.000 sementara di luar negeri harganya kisaran di Rp 1.500.000? bukan 10% lagi tapi 33,33% beda kenaikkannya.
Semua yang di Indonesia tentu berharap prediksi ini salah, demikian juga saya. Namun jika hal ini benar tentu Xiaomi bukan suatu gadget yang layak diharapkan lagi. Mengapa? Karena sudah tidak beda dengan yang lainnya. Perlu diingat bahwa Xiaomi tidak mengusung hardware yang melebihi smartphone yang lain. Xiaomi hanya mengusung hardware yang sama TAPI dengan HARGA YANG MURAH untuk pasaran luar negeri. Itulah menariknya Xiaomi TIDAK LEBIH! Jadi jika hardware sama dan harga sama maka selanjutnya terserah Anda... Dan perkembangan Xiaomi di Indonesia pun tidak akan semeriah negara tetangga kita seperti Singapore, Malaysia dan Philipina.
Kita lihat nanti...
Sumber link:
http://www.jagatreview.com/2014/06/xiaomi-resmi-hadir-di-indonesia-mungkin-agustus/
http://www.postel.go.id/sertifikasi/index.php?0601=&key=2&cari=xiaomi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H