Mohon tunggu...
Mega Talahatu
Mega Talahatu Mohon Tunggu... Guru - Guru #socialstudies

🪔Hiduplah dengan refleksi hati tiap hari bukan membandingkan diri. Hiduplah dengan belajar tetap rendah hati bukan rendah diri. https://balaamsdonkey95.blogspot.com/💬 https://megaphotoworkpromote.blogspot.com/ 📷

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Experiential Learning (ELT) dalam Pembelajaran IPS

11 Desember 2021   23:12 Diperbarui: 11 Desember 2021   23:32 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

David Allen Kolb lahir di Amerika pada tahun 1939, David seorang pemikir dalam bidang pendidikan. Kolb memperoleh gelar BA dari Knox College pada tahun 1961 dan gelar MA dan Ph.D. dari Harvard University pada tahun 1964 dan 1967. Ia adalah seorang filosof yang beraliran Humanistik. Ia mengembangkan teorinya dengan menekankan ide ide para filsuf seperti : John Dewey, Jean Piagert Kurt Lewin, dan beberapa penulis lainnya tentang pengalaman belajar paradigma.

Pada awal tahun 1980an Kolb berhasil mengembangkan teori Experiental Learning Theory (ELT) yang menekankan pada sebuah model pembelajaran yang holistik dalam proses belajar. Karya yang dihasilkan, diantaranya : The Critique of Pure Modernity : Hegal, Heidegger, and After (1987), The Experiential Learning Theory of Career Development (1974) dan The Experiential Educator: Principles and Practices of Experiential Learning (2017).

Kolb menjabarkan Experiential learning (ELT) adalah proses belajar, proses perubahan yang menggunakan pengalaman sebagai media belajar atau pembelajaran. ELT dilakukan melalui refleksi dan juga melalui suatu proses pembuatan makna dari pengalaman langsung.

 Hal ini berfokus pada proses belajar pada masing-masing individu dan merupakan suatu pendekatan yang dipusatkan pada siswa yang dimulai dengan landasan pemikiran bahwa orang-orang belajar yang terbaik itu adalah dari pengalaman. Model ELT bertujuan mengajak siswa untuk memandang secara kritis kejadian yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan penelitian sederhana untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kemudian menarik kesimpulan bersama.

Teori Experiential Learning Kolb (1984) menggambarkan sebuah siklus yang memuat 4 elemen, yaitu:

  • Concrete Experience (CE) : Siswa belajar melalui perasaan (feeling), dengan menekankan segi-segi pengalaman kongkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama serta sensitivitas terhadap perasaan orang lain.
  • Reflective Observation (RO) : Siswa belajar melalui pengamatan (watching), penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati.
  • Abstract Conceptualization (AC) : Siswa belajar melalui pemikiran (thinking) dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi.
  • Active Experimentation (AE) : Siswa belajar melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya.

Penerapan Experiental Learning di dalam kelas Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi Interaksi sosial :

  • Concret Experiental : Siswa diajak untuk melakukan pengamayam secara langsung yang ada di lingkungan sekitar mereka mengenai interaksi sosial, contohnya : Mengamati faktor imitasi dari adiknya kepada ibu yang ikut- ikutan memasak padahal belum mampu dilakukan. Atau, mengamati perilaku masyarakat di media sosial yang terkesan kontravensi.
  • Reflective Observation : Siswa melakukan refleksi hasil pengamatan yang telah dilakukan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
  • Abstract Conceptualization : Siswa mengkonseptualisasikan apa yang telah diamati dari yang konkret, pada tahap- tahap ini mereka menyimpulkan sementara
  • Active Experimentation : Siswa melakukan percobaan aktif yaitu dimana siswa secara berkelompok meelakukan percobaan untuk membuktikan bahwa interaksi sosial sendiri akan tetap terjadi saat dalam satu lini terdapat lebih dari 1 individu. Mereka juga dapat melakukan experiment sosial dengan menunjukan rasa toleransi kepada seseorang yang berbeda agama dengan mereka.

    Kesimpulan
    Model Experiental Learning dalam penerapannya lebih mengedepankan pengalaman peserta didik untuk menyusun pengetahuannya sendiri, melalui 4 Siklus diantaranya adalah : Concret Experiental, Reflective Observation, Abstract Conceptualization, Active Experimentation. Menerapkan ELT pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial sangat baik karena membantu siswa membuktikan kemampuan bersosialisasinya di dalam lingkungan pergaulannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun