Mohon tunggu...
White Queen
White Queen Mohon Tunggu... -

Nama saya adalah White Queen salah satu impian terbesar saya adalah bisa menjadi seorang penulis fiksi dan membuat novel.. Dan saya harap tulisan saya dapat menghibur semua orang..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

My Perfect Girl

16 Desember 2009   06:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:55 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nama gue Michael Wijaya, dan orang – orang biasa memanggil gue Mike. Umur gue saat ini 30 tahun, sulung dari dua bersaudara. Masih single alias belum menikah, padahal banyak teman – teman yang seumuran ma gue sudah menikah dan memiliki banyak anak.

“ Makanya jangan milih – milih jadi cowok.” Ledek Hendrik

“ Bukannya milih – milih, tapi wajar dunk jika gue mencari sosok cewek yang sesuai ma harapan gue.” Sahutku gak mau kalah

“ Emang kaya gimana sech seorang cewek yang sesuai ma harapan elo?” Tanya Hendrik penasaran

“ Pintar, montok, bisa berhemat, punya penghasilan yang besar, taat beribadah, cantik, mandiri, jago masak, gak cemburuan, baik, dll.” Jelasku panjang lebar

“ Hahahahahaha itu mah udah terlalu sempurna, mana ada cewek kaya gitu.”

“ Pasti ada, gue yakin Tuhan akan kirim seseorang yang sesuai dengan harapan gue.” Sahutku yakin.

“ Selamat mencari ya.” Ledek Hendrik padaku.

Aku memang ingin mendapatkan seseorang yang perfect. Itulah sebabnya sudah beberapa kali aku gagal membangun hubungan dengan beberapa cewek. Selalu saja ada sesuatu yang membuat aku gak pernah yakin pada mereka. Contohnya saat aku pacaran dengan Kezia, dia adalah seorang gadis yang cantik, namun tidak pandai. Prestasinya disekolah biasa saja, tidak ada yang istimewa. Mungkin dia memang sangat perhatiian padaku namun aku tetap merasa tidak yakin padanya, padahal banyak orang yang bilang aku sangat beruntung mempunyai seorang cewek seperti Kezia, Entahlah aku merasa ada sesuatu yang kurang pada diri Kezia. Lalu Fenny, Fenny ini kebalikan dari Kezia, tidak cantik namun pandai. Bahkan dia memiliki karir yang bagus dikantornya namun lagi – lagi aku merasa tidak cocok dengannya. Sikapnya yang selalu mau menang sendiri dan posesif membuat aku merasa berpikir berulang – ulang kali untuk melanjutkan hubungan ini ke tingkat yang lebih serius. Setelah itu Mitha, seorang cewek yang tidak pernah mandiri dan manja serta terlalu banyak menuntut. Sifatnya yang egois membuat aku tidak bisa bertahan lama disampingnya. Ya, selalu saja kutemukan kekurangan mereka. Mungkin ini semua yang membuat aku selalu bergonta – ganti pasangan karena setiap kali selalu saja ada sesuatu yang membuat aku merasa tidak pernah cocok dengan mereka.

“ Berapa kali lagi sech lo mau gonta – ganti cewek?” Tanya Thomas padaku

“ Sampai gue menemukan seseorang yang tepat untuk gue.”

“ kalo lo gak nemuin gimana? Terus lo gak nikah – nikah gitu?”

“ gak mungkinlah pasti suatu hari gue akan ketemu dengan seseorang yang sesuai ma harapan gue itu.”

“Semoga ya suatu hari lo menemukannya.”

“ Amin.” Jawabku.

“ Oh ya lo mau g kenalin ma cewek gak? Ya semoga aja kali ini neh cewek sesuai ma harapan lo.” Kata Thomas padaku

“ Siapa namanya?”

“ Lia.”

“ Orangnya kaya gimana?” Tanyaku penasaran

“ Anaknya smart, baik, gak neko – neko.” Jelas Thomas padaku

“ Ya udah lo kenalin dulu aja.” Jawabku

Sesuatu dengan yang dijanjikan Thomas, aku dan Lia bertemu disalah satu restoran siap saji. Kesan pertamaku terhadap Lia sangat mengagumkan karena secara fisik dia memang typeku. Dalam waktu singkat kamipun berpacaran, namun lama – lama aku baru menyadari ternyata Lia sangat matrealistis. Dia selalu memintaku untuk membelikannya ini dan itu. Karena tidak tahan menghadapinya akupun memutuskan hubungan kami. Rasanya kali ini aku sudah benar – benar menyerah, tidak ada satupun dari para wanita itu yang benar – benar sesuai dengan keinginanku. Mungkin benar kata teman – temanku tiada satupun orang yang sempurna, dan kesempurnaan itu hanya milik Tuhan. Lain kali aku harus belajar untuk menerima setiap kekurangan orang lain. Tiba – tiba perasaan menyesal itu datang menghampiri aku. Seandainya dulu aku tidak milih – milih mungkin saat ini aku telah menikah dan hidup bahagia dengan istriku. My perfect girl, dia Cuma ada dalam dunia khayalanku saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun