Mohon tunggu...
White Queen
White Queen Mohon Tunggu... -

Nama saya adalah White Queen salah satu impian terbesar saya adalah bisa menjadi seorang penulis fiksi dan membuat novel.. Dan saya harap tulisan saya dapat menghibur semua orang..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Salahkah Bila Aku Marah?

8 Desember 2009   02:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:01 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Aku tidak suka kalo kamu membalas komentar – komentar ataupun pesan teman – teman kamu di Friendster, ingat ya aku mengijinkan kamu memiliki account di Friendster hanya untuk just looking around gak lebih.” Kata Mike dengan nada tegas.
“ Iya Mike aku tahu, tapi bagaimana jika mereka teman – teman lama aku?” tanyaku pada Mike
“ Kan aku sudah bilang gak boleh, kamu gak dengar kata – kata aku?” Jawabnya marah. Aku hanya terdiam mendengar kata – katanya
“ Oh ya tidak juga untuk mengadd orang lain ya terutama cowok.”
“ Iya Mike “ Jawabku. Begitulah Mike, pelan – pelan ia mulai membatasi pergaulanku di dunia maya. Aku memang tidak dapat berbuat banyak karena ia mengetahui password friendsterku jadi ia dapat membuka friendsterku kapan saja dia mau. Bagiku lebih baik menurutinya daripada harus terus bertengkar dengan masalah yang sama.
Sejak saat itu aku memang selalu menuruti kata – kata Mike, setiap kali aku membuka friendster hanya untuk melihat – lihat saja bahkan semua pesan dari teman – temanku tidak ada yang aku balas satupun. Sampai suatu hari tanpa sengaja aku melihat salah satu testimonial untuk Mike dari salah satu teman ceweknya saat itu aku tidak marah karena aku pikir Mike tidak akan membalas testimonial itu namun keesokan harinya tanpa sengaja aku melihat ada satu pemberitahuan bahwa Mike mendapat satu buah testimonial dari cewek yang sama.
“ Aku juga baik Mike. Kapannya? Enaknya kapan kamu atur aja waktunya aku sech siap aja. Ok ya nomor kamu aku save ya Mike.” Begitu isi testimonial dari cewek itu.
Mike pasti membalas testimonial dari cewek ini pikirku, sejujurnya jika Mike tidak pernah melarangku untuk membalas setiap testimonial dari teman – temanku mungkin aku tidak perlu semarah ini. Mengapa dia sangat tidak adil padaku? mengapa semua larangan itu hanya berlaku untuk aku bukan untuknya? Pertanyaan – pertanyaan itu memenuhi kepalaku namun kucoba untuk menahannya. Aku akan memcoba bertanya pada Mike pelan – pelan malam ini.
“ Mike, Diana siapa? Tadi tanpa sengaja aku melihat Friendster kamu dan ada testimonial dari Diana.” Kataku membuka pembicaraan
“ Diana teman sd aku Kez.” Jawab Mike
“ Oh teman kamu, lalu kamu balas testimonialnya?” Pancingku
“ Iya kemarin aku balas kok.” Jawabnya
“ Oh.” Jawabku. Jujur aku tidak tahu apakah harus marah atau diam
“ Memangnya kenapa Kez?” Tanya Mike padaku
“ Mike kamu ingat gak kamu pernah melarang aku untuk membalas setiap pesan ataupun testimonial dari teman – teman aku?”
“ Iya terus kenapa?” Tanyanya tanpa perasaan bersalah
“ Terus kenapa?” Kataku kesal sambil mengulang pertanyaannya
“ Memangnya ada apa sech Kezia?”
“ Lalu buat apa kamu membalas testimonial dari Diana?” Tanyaku kesal.
“ Dia temanku.” Jawabnya
“ kemarin – kemarin yang mengirim testimonial juga teman – teman aku, mengapa aku gak boleh balas testimonial mereka sedangkan kamu boleh membalas testimonial teman – teman kamu? Tanyaku kesal
“ Kez, Diana itu teman kecil aku, sekarang dia lagi kuliah di Jerman.”
“ Lalu kamu boleh balas testimonial dia?”
Mike terdiam mendengar pertanyaan aku.
“ Mike, aku akan menuruti semua peraturan kamu namun dengan satu syarat kamupun melakukan hal yang sama jika tidak aku tidak mau menuruti semua kemauan kamu.”
“ Maafkan aku Kez, aku janji aku tidak akan mengulanginya lagi.” Janjinya padaku.
Beberapa bulan kemudian Mike kembali mengulangi hal yang sama dia tetap membalas testimonial dari salah satu teman ceweknya. Dan ini membuatku kembali marah, sebenarnya aku bukan tipe cewek yang suka membuat larangan untuk cowokku namun jika dia membuat peraturan aku mau jika juga melakukan hal yang sama. Begitulah Mike, sering kali dia membuat peraturan untukku tidak boleh begini, tidak boleh begitu namun diapun melanggar semua peraturan yang telah dia buat dengan seenaknya dan jika sudah begitu seperti biasa dia akan menghapus peraturan itu.
“ aku tidak mengerti ma kamu.” Kataku suatu hari
“ Apanya yang buat kamu tidak mengerti?” Tanyanya
“ Kemarin kamu melarang aku untuk chatting di ym namun hari ini kamu malah chatting giliran aku protes kamu langsung menghapus peraturan itu, sebenarnya mau kamu apa sech? Tanyaku kesal
“ Aku gak mau apa – apa kok, udahlah Kez kan sesuai persetujuan kita sekarang kamu bebas chatting di ym.” Jawabnya enteng
“ Oh gitu, hebat ya kamu dengan gampang bisa buat dan menghapus peraturan dengan mudah.” Jawabku kesal
“ Kamu mau chatting kan? Ya udah sekarang kamu bisa chatting sepuas kamu.”
“ Aku rasa yang mau chatting bukan aku tapi kamu.” Jawabku kesal
“ Mau kamu apa sech?”
“ Aku mau jika kamu membuat peraturan buat yang tegas jangan kamu yang buat terus kamu juga yang melanggar lalu jika sudah begitu dengan gampangnya kamu hapus peraturan itu.”
Kami terus berantem. Setiap saat ada saja segala sesuatu yang dia lakukan yang membuat aku kesal. Dari kenalan ma seorang cewek sampai kirim – kiriman pesan dengan salah satu mantan gebetannya. Aku tidak tahu sebenarnya apa yang ada didalam benak cowok ini dan bodohnya aku terlalu menyayanginya sampai – sampai selalu saja ada kata maaf untuknya.
Aku tidak pernah menuntut Mike ataupun melarangnya karena aku ingin ia menjadi dirinya sendiri, Namun ia membatasi aku dengan begitu banyak peraturan, salahkah aku bila aku memintanya melakukan juga hal yang sama? Aku hanya ingin sebuah keadilan untuknya dan untukku. Karena sangat tidak adil jika aku harus menuruti kata - katanya namun dia dengan bebas melakukan semua itu.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun