[caption caption="sumber gambar : lava360.com"][/caption]
Kau genggam berupa-rupa topeng pada tanganmu. Kau telah miliki seribu. Kau pakai jika perlu untuk selebihnya kau simpan pada lipatan pantat. Sesungguhnya topeng-topeng itu telah bahu tahi.
Kau yang mengaku cantik lebihi bidadari telah siap berlayar. Pagi hingga pagi, kau arungi lautan maya. Semaya dirimu yang rela lahirkan ribuan tipu muslihat. Kau melupa bahwa kaca selalu pecah saat kau jenguk dirimu sendiri. Jangan kata cantik jika cermin pun menolak bertatap muka.
Kau dengan pesona maya rindukan pendar bintang. Berharap berkilau, pukau pria-pria yang telah kehilangan otaknya. Pria-pria busuk terjerat, cinta-cinta busuk muncrat, status-status laknat tersebar sudah.
Kau yang benci wanita. Bencimu teruntuk rupa-rupa cantik idaman pria-pria sejati. Dengki dan caci maki terluncur dari bibir busukmu. Kau akan bunuh pemilik rupa-rupa cantik dengan fitnah keji.
Oh, terpakai topeng bijaksana dengan kecantikan tiada tara. Sangat palsu! Lidah yang penuh belatung beraksi memesona para pria hidung belang. Sungguh kasihan, telah kau jajakan diri dengan sangat buruk.
Satu persatu mangsa kau jejali bualan, membuat imaji para hidung belang tergelepar. Khayalan pria muda terkapar. Lahirkan hasrat yang tak tertahankan hingga mereka mengejarmu.
Pria itu telah menggaulimu pada cumbu-cumbu malam.
Tanpa kau sadari, topengmu tersingkap, pria itu terkesiap.
Lari!
Pria itu segera berlari!
Pria yang terkejut akan buruknya rupamu!
Lari!
Pria itu segera berlari!
Pria yang telah bawa seribu topeng milikmu!
Kini kau bisa apa? Hahaha. Mengejarnya? Sungguh percuma. Sangat terlambat untuk sebuah penyesalan. Akuilah bahwa kau tak lebih baik dari orang gila yang telanjang di jalanan.
Lihatlah! Pria itu pergi dan bepaling. Membawa topeng-topeng yang pernah kau pakai.
Di malam-malam berikutnya, pria itu membuka satu persatu topeng yang pernah kau pakai pada setiap wanita yang dijumpainya.
Kisahmu sebagai wanita seribu topeng, berakhir sudah. Tak ada lagi yang mampu kau selamatkan. Kini, makanlah cemooh yang sedari tadi telah tersaji. Mumpung masih hangat dan sebelum membasi seperti dirimu.
----Desol&WhiteLily---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H