Apalah Arti Sebuah Nama (Youly Chang)
No. 15
**********
Di suatu kota terdapat sebuah toko lilin. Di toko tersebut, dijual bermacam-macam jenis lilin. Ada lilin yang beraroma bunga seperi bunga mawar, lavender, melati . Ada lilin besar dengan warna-warna yang indah dan ukiran-ukiran tinta keemasan. Ada lilin yang berhiaskan pita emas, ada juga lilin putih kecil.
Ketika hari libur, penduduk kota setempat, biasanya membeli lilin untuk dinyalakan di rumah masing-masing. Bukan untuk sebuah penerangan, tetapi untuk dijadikan hiasan beserta buah-buahan. Ada juga yang menyalakanya di ruang makan.
Kini hari libur terlah tiba, dan paman pemilik toko lilin sudah membuka tokonya sejak pagi hari bersama seorang anaknya yang masih sekolah dasar.
Keduanya sibuk melayani para pembeli.
"Paman, berikan aku lilin merah dengan ukuran 30 cm" Ucap seorang pelanggan.
"Adik, boleh tolong ambilkan lilin dengan aroma bunga mawar? Berikan kepadaku lima buah" Ucap pelanggan lainya
Begtulah kesibukan paman pemilik toko dengan anaknya.
Sementara di tempat penyimpanan lilin. Sekumpulan lilin besar dengan warna merah dan tinta keemasan tersenyum riang.
"Hari ini kita semua telah membantu paman pemilik toko. Dengan penjualan kami yang meningkat, maka paman pemilik toko akan bahagia" Ucap ketua kelompok lilin besar.
Teman-teman lain mengangguk dan saling tersenyum satu sama lain.
Di barisan lain, sekelompok lilin dengan aneka aroma bunga juga tersenyum riang.
"Hari ini, dua ratus dari kita telah terjual habis, paman pemilik toko pasti senang" Kata lilin beraroma melati.
Lilin-lilin lainya mengangguk setuju, dan saling tersenyum senang.
Sementara di barisan lain, sekelompok lilin kecil berwarna putih terlihat murung. Bahkan ada beberapa diantaranya yang menangis sedih.
"Hai lilin putih, untuk apa kamu menangis?" Lilin beraroma mawar bertanya dari jauh.
"Iya lilin putih, kenapa wajah kalian terlihat murung? Apa yang telah terjadi?" Sahut lilin besar berukir tinta emas.
"Kami sedih. Karena tidak ada satupun penduduk kota ini yang membeli kami. Mereka tidak tertarik dengan kami. Kami hanya sebatang lilin kecil dan jelek. Kami tidak bisa membantu paman pemilik toko. Paman pemilik toko pasti marah kepada kami. "Ia pasti sedih" Sahut salah satu lilin kecil.
"Jangan bersedih. Kami semua adalah lilin yang sama. Paman pemilik toko tidak akan marah atau membuangmu. Paman pemilik toko juga cukup senang dengan terjualnya jenis kami" Sahut lilin beraroma lavender.
"Betul kawan. Kami semua adalah satu. Meski kami dihias lebih indah darimu. Lihatlah, paman pemilik toko dan anaknya tersenyum. Ia tidak marah ataupun sedih" Sahut yang lain.
Blarrr!!
Tiba-tiba lampu padam, seluruh toko terlihat gelap gulita
"Nak, tolong ambilkan 10 buah lilin putih. Lalu nyalakan dan pasang di beberapa sudutnya" Ucap paman pemilik toko kepada anaknya.
"Baiklah, Yah"
Sementara di barisan penyimpanan lilin. Lilin-lilin putih tersenyum riang. Begitu pula dengan lilin-lilin lainnya.
Tak berapa lama, datanglah beberapa pelanggan ke toko tersebut.
"Paman. Tolong berikan kami lilin putih 15 buah. Lampu di rumah kami padam"
"Nak tolong berikan kami lilin putih. Untuk membantu penerangan di rumah kami"
Lilin putih kini tak lagi bersedih. Ia tersenyum bahagia bersama teman-teman lilin lainnya.
******
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Festival Fiksi Anak
Silahkan bergabung di FBÂ Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H