Mohon tunggu...
Rifan Eka Putra Nasution
Rifan Eka Putra Nasution Mohon Tunggu... Dokter - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain

Dokter, Penulis, Pembicara Publik, dan Penikmat Kopi. Tulisan lainnya dapat dilihat di whitecoathunter.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyoal Asam Urat, Sama Makan Kok Beda Sakit?

14 April 2024   12:22 Diperbarui: 14 April 2024   12:27 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Makanan Tinggi Purin dan Rendah Purin (Sumber: Bing Image Creator)

Kita sama-sama pecinta kuliner nikmat jeroan, otak, ceker, dan makanan tinggi purin lainnya. Siapa yang gak ketagihan sama nikmatnya gulai tambusu (gulai usus), atau empuknya hati ampela goreng dengan sambal kecap pedas? Namun, kenapa ya, ada sahabat sehat yang makan sekali dua kali aman-aman saja, sementara yang lain, baru makan sedikit langsung kena semprit asam urat? Aneh ya, jenis makananya sama, tapi kok sakitnya beda-beda.

Jadi gini, penyakit asam urat atau gout artritis itu terjadi ketika terlalu banyak asam urat menumpuk di dalam tubuh, biasanya di persendian seperti jempol kaki, tumit, atau pergelangan tangan. Asam urat sendiri sebetulnya zat sisa alami hasil dari metabolisme purin yang ada dalam makanan yang kita makan sehari-hari.

Nah, makanan tinggi purin itu misalnya jeroan, daging merah, makanan laut seperti udang dan kerang, kacang-kacangan, serta minuman bersoda. Jenis makanan ini pasti banyak kita temukan selama Lebaran. Jadi, wajar kalau kita makan begituan dengan porsi banyak selama merayakan Idul Fitri, kadar asam urat dalam darah naik.

Ilustrasi Makanan Tinggi Purin dan Rendah Purin (Sumber: Bing Image Creator)
Ilustrasi Makanan Tinggi Purin dan Rendah Purin (Sumber: Bing Image Creator)

Namun, Mengapa si asam urat ini pilih kasih ya? Ada yang kena serangan asam urat dan ada yang gak padahal pola makannya sama-sama agak "bebas". Lho, gak semuanya karena makanan yang kita makan? Jadi, titah larangan yang sering dilontarkan keluarga atau tetangga seperti "Jangan makan kacang! Jangan makan jeroan! Nanti asam uratnya kumat." Salah dong?

Stigma di masyarakat kita memang demikian. Makanan hampir selalu menjadi tersangka yang divonis menyababkan serangan asam urat. Padahal, faktanya tidak demikian. Ternyata ada beberapa faktor penentu lainnya yang membuat seseorang lebih rentan atau justru kebal terhadap serangan asam urat. Mari kita berkenalan dengan faktor-faktor ini!

Faktor yang berperan paling besar adalah "Genetik" yang diturunkan oleh Nenek Moyang kita. Kalau keluarga kita ada yang mengidap penyakit asam urat, kita juga berpotensi lebih rentan karena faktor genetik yang bisa membuat tubuh sulit membuang kelebihan asam urat atau produksi asam uratnya terlalu tinggi.

Jadi, faktor genetik adalah tersangka utamanya, jangan terus salahkan makanan yang dikonsumsi. Ini bukan kata dr. Rifan ya, melainkan hasil penelitian.

Ilustrasi Faktor Risiko Asam Urat (Sumber: Bing Image Creator)
Ilustrasi Faktor Risiko Asam Urat (Sumber: Bing Image Creator)

Penelitian yang dilakukan oleh Mayor TJ dan Rekan yang terbit dalam Jurnal Kedokteran BMJ Tahun 2018 menyimpulkan bahwa makanan yang kita makan hanya memiliki efek kecil terhadap sakitnya serangan asam urat. Faktor keturunan atau genetik adalah hal yang paling utama yang menyebabkan kita menderita. Untuk setiap peristiwa kriminal berpotensi punya tersangka lebih dari satu kan, begitu pula serangan asam urat ini. Selain genetik ada tersangka lainnya yaitu: OBESITAS.

Orang dengan berat badan berlebih atau obesitas cenderung punya kadar asam urat yang tinggi di dalam darah, mungkin karena tubuh mereka yang gemuk lebih susah membuang sisa metabolisme seperti asam urat. Beberapa faktor lainnya yang menjadi faktor risiko penyakit asam urat adalah:

  • Pola Makan: Selain faktor genetik, porsi makan dan jenis makanan juga jadi penentu penting. Semakin banyak konsumsi makanan tinggi purin seperti jeroan, daging, dan makanan laut, semakin banyak pula tumpukan asam urat di dalam tubuh yang berpotensi memicu serangan. Ditambah dengan konsumsi minuman berkarbonasi dan alkohol yang juga meningkatkan kadar asam urat, bisa jadi bom waktu untuk serangan akut.
  • Usia: Usia tua ternyata juga jadi faktor risiko, karena fungsi ginjal yang semakin menurun seiring bertambahnya usia. Ginjal yang tak dapat bekerja optimal untuk membuang asam urat dari dalam tubuh bisa memicu penumpukan kristal asam urat di persendian.
  • Penyakit radang sendi lain: seperti artritis rematoid atau psoriatic arthritis juga meningkatkan risiko seseorang terkena serangan asam urat, karena kondisi peradangan kronis yang terjadi di persendian.

Jadi, jangan heran kalau ada teman kita yang doyan makan jeroan atau makanan tinggi purin lainnya, tapi nggak kena serangan asam urat. Sementara kita yang sama-sama gemar malah dapat serangan menyakitkan nan menyiksa. Faktor-faktor di atas yang membuat perbedaan kerentanan terhadap penyakit ini.

Namun, tenang saja! Penyakit asam urat ini bisa dicegah dan diobati kok. Pokoknya kuncinya jangan kelewat batas konsumsi makanan tinggi purin ya! Walaupun sekali-sekali makan jeroan atau makanan laut boleh-boleh saja, tapi jangan kebanyakan dan harus diimbangi dengan asupan makanan sehat rendah purin seperti sayuran hijau dan buah. Lakukan hidup sehat lainnya dengan pola makan seimbang, minum air putih yang banyak untuk membantu membuang asam urat, dan olahraga teratur juga sangat disarankan.

Jika sudah terlanjur kambuh dan merasakan nyeri hebat di persendian, jangan ragu untuk segera kontrol ke dokter ya! Dengan pengobatan yang tepat menggunakan obat penurun asam urat dan anti-radang, serangan asam urat bisa diredakan dan dicegah agar tidak kambuh lagi. Selain pengobatan, modifikasi gaya hidup seperti menghindari pemicu juga penting dilakukan.

Ilustrasi Hidup Sehat agar  Terhindar dari Serangan Asam Urat (Sumber: Bing Image Creator)
Ilustrasi Hidup Sehat agar  Terhindar dari Serangan Asam Urat (Sumber: Bing Image Creator)

Jadi jangan khawatir, kita masih bisa menikmati makanan-makanan lezat tinggi purin kok, asal dengan porsi yang wajar dan diimbangi pola hidup sehat. Dengan begitu, kita bisa terhindar dari serangan menyakitkan asam urat dan tetap sehat untuk terus mencicipi kuliner nikmat Lebaran tanpa rasa sakit! Selamat menikmati dan Tetap Sehat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun