Mohon tunggu...
Rifan Eka Putra Nasution
Rifan Eka Putra Nasution Mohon Tunggu... Dokter - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain

Dokter, Penulis, Pembicara Publik, dan Penikmat Kopi. Tulisan lainnya dapat dilihat di whitecoathunter.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Lebaran Generasi Z: Antara Allopurinol dan Simvastatin

10 April 2024   21:02 Diperbarui: 12 April 2024   01:42 3332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika hari raya Idul Fitri tiba, sebagian besar keluarga akan sibuk mempersiapkan segala hal untuk menyambut momen besar ini. Namun, di tengah gempuran kemeriahan, ada satu kelompok yang mungkin merayakan Lebaran dengan cara sedikit berbeda: Generasi Z dan Generasi Melek Teknologi lainnya.

Generasi Z, kelahiran awal 2000-an, kini telah memasuki usia remaja hingga awal 20-an. Mereka dikenal sebagai generasi yang dekat dengan teknologi, serba instan, dan memiliki pola hidup yang cenderung kurang sehat. Inilah yang membuat Lebaran mereka mungkin sedikit berbeda.

Di satu sisi, kita melihat remaja dan anak-anak muda yang sibuk bermain game online atau mengunggah foto-foto di media sosial. Sebaliknya, mereka mungkin justru antusias untuk  menyiapkan Allopurinol dan obat golongan statin di tas masing-masing. Obat ini terkadang dapat dibeli bebas di apotek terdekat.

Allopurinol adalah obat untuk mengatasi asam urat tinggi sementara simvastatin adalah obat golongan statin yang berfungsi menurunkan kolesterol. Mengapa dua obat ini begitu diminati saat lebaran?

Jawabannya sederhana: pola makan yang tidak sehat selama Ramadan menyebabkan peningkatan berat badan, asam urat, dan kolesterol.

Selama Lebaran, makanan-makanan yang dikonsumsi sering kali mengandung banyak lemak jenuh, kolesterol, garam, dan gula. Beberapa contohnya adalah opor ayam, rendang, sambal goreng, gorengan, kue-kue manis, dan minuman bersoda. Makanan-makanan ini memang lezat dan menjadi menu wajib Lebaran, namun jika dikonsumsi berlebihan dapat membahayakan kesehatan.

Lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Garam berlebih dapat memicu hipertensi, sedangkan gula yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan diabetes. Belum lagi ditambah dengan kebiasaan makan besar-besaran saat berkumpul dengan keluarga besar selama Lebaran.

Fenomena ini cukup memprihatinkan. Generasi muda seharusnya menikmati Lebaran dengan penuh suka cita, bukan disibukkan dengan masalah kesehatan akibat pola makan yang kurang baik. Namun, ada satu hal yang perlu digarisbawahi. Perbedaan literasi digital antara Generasi Z dan generasi-generasi sebelumnya, seperti Baby Boomer (lahir antara tahun 1946-1964), berpotensi menimbulkan disinformasi terkait penggunaan obat-obatan tersebut.

Ilustrasi potensi disinformasi seputar penggunaan obat selama lebaran (Sumber: Bing Image Creator)
Ilustrasi potensi disinformasi seputar penggunaan obat selama lebaran (Sumber: Bing Image Creator)

Generasi Baby Boomer dan generasi X mungkin harus mengonsumsi kedua obat tersebut karena indikasi memang mengalami gout artritis (penyakit sendi akibat penumpukan asam urat) atau hiperkolesterolemia. Jadi, konsumsi obat tersebut selama lebaran benar atas dasar indikasi dan rekomendasi dari dokter.

Berbeda dengan Generasi Z, yang tumbuh di era digital, sering kali mendapatkan informasi dari media sosial atau sumber-sumber online yang belum tentu terpercaya. Mereka mungkin terpapar informasi yang menyesatkan tentang penggunaan Allopurinol dan Simvastatin sebagai "obat sihir" untuk mengatasi asam urat dan kolesterol tinggi terutama selama Lebaran.

Padahal, menggunakan Allopurinol dan obat golongan Simvastatin setelah makan-makanan berat selama silaturahmi Lebaran adalah hal yang salah dan tidak dianjurkan.

Obat-obatan tersebut seharusnya digunakan atas anjuran dan pengawasan dokter. Mengonsumsinya secara sembarangan dapat membahayakan kesehatan.

Di sisi lain, generasi Baby Boomer yang kurang melek teknologi cenderung lebih percaya pada informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitar atau sumber-sumber tradisional. Mereka mungkin tidak terpapar disinformasi seperti yang dialami Generasi Z. Generasi sebelumnya lebih mempercayai saran dan rekomendasi dokternya dibandingkan informasi yang tersedia bebas di internet.

Inilah mengapa penting bagi semua generasi untuk meningkatkan literasi digital dan kritis dalam menerima informasi, terutama yang terkait dengan kesehatan. Mengonsumsi obat-obatan tanpa petunjuk medis dapat membahayakan kesehatan dan menimbulkan efek samping. Tentu masalah kesehatan ini tidak akan begitu saja muncul sesaat pasca minum obat. Namun, akan menjadi masalah di hari kemudian.

Selama Ramadhan dan Lebaran, sebaiknya kita mengatur pola makan dengan bijak. Meskipun sedang berpuasa atau bersilaturahmi, kita masih bisa memenuhi kebutuhan gizi yang cukup dengan memilih makanan bergizi seperti protein rendah lemak, sayuran, buah-buahan, dan sumber karbohidrat sehat. Hindari makanan berlemak, gorengan, serta camilan manis berlebihan yang dapat memicu peningkatan asam urat dan kolesterol.

Lebih baik untuk menjaga pola makan dibandingkan harus minum obat karena merasa memiliki sakit asam urat dan kolesterol tinggi. Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Dengan pola makan seimbang dan aktivitas fisik yang cukup, kita dapat mencegah masalah kesehatan seperti asam urat dan kolesterol tinggi tanpa harus bergantung pada obat-obatan.

Allopurinol dan Simvastatin bukanlah solusi sehat selama lebaran. Bukan pula cara yang tepat untuk menikmati Lebaran sepenuhnya. Generasi Z seharusnya bisa merayakan Lebaran dengan penuh kegembiraan, tanpa harus dikacaukan oleh masalah kesehatan yang sebenarnya bisa dicegah dengan pola hidup sehat.

Maka dari itu, mari kita semua, lintas generasi, menjadikan Lebaran ini sebagai momen untuk memulai gaya hidup yang lebih sehat dan meningkatkan literasi digital agar terhindar dari disinformasi yang dapat membahayakan kesehatan kita. Jangan sampai momen bahagia Lebaran terganggu oleh masalah kesehatan yang sebenarnya bisa dihindari dengan pola makan dan gaya hidup sehat.

Lebaran Sehat dengan Riang dan Gembira (Sumber: Bing Image Creator)
Lebaran Sehat dengan Riang dan Gembira (Sumber: Bing Image Creator)

Sebenarnya terdapat beberapa cara sederhana agar kita terhindar dari asam urat dan kolesterol tinggi selama lebaran, yaitu:

  • Batasi konsumsi makanan tinggi purin: Makanan tinggi purin seperti jeroan, daging merah, makanan laut, dan kacang-kacangan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Selama Lebaran, batasi konsumsi makanan-makanan tersebut atau pilih versi rendah lemak.
  • Kurangi gorengan dan makanan berminyak: Gorengan, makanan berminyak, serta makanan olahan seperti keripik dan sosis mengandung banyak lemak jenuh yang dapat meningkatkan kolesterol jahat (LDL). Lebih baik mengonsumsi makanan yang dimasak dengan cara dipanggang, dikukus, atau dibakar.
  • Perbanyak sayuran dan buah-buahan: Sayuran dan buah-buahan kaya akan serat, antioksidan, dan nutrisi penting lainnya yang dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan menurunkan risiko asam urat tinggi. Usahakan untuk mengonsumsi variasi sayuran dan buah setiap hari.
  • Pilih sumber protein rendah lemak: Daging ayam tanpa kulit, ikan, telur, dan kacang-kacangan adalah pilihan sumber protein yang lebih sehat daripada daging merah berlemak tinggi. Protein rendah lemak dapat membantu menjaga kadar kolesterol tetap normal.
  • Minumlah air putih yang cukup: Dehidrasi dapat meningkatkan risiko pembentukan kristal asam urat dan masalah ginjal. Pastikan untuk minum air putih yang cukup, setidaknya 8 gelas per hari selama Lebaran.
  • Batasi konsumsi minuman berpemanis: Minuman bersoda, jus buah kemasan, dan minuman manis lainnya mengandung banyak gula yang dapat meningkatkan berat badan, kolesterol, dan risiko diabetes. Lebih baik mengonsumsi air putih atau teh hijau selama Lebaran.
  • Tetap aktif dan olahraga ringan: Meskipun sedang Lebaran, tetaplah aktif dengan berjalan kaki atau melakukan olahraga ringan seperti yoga atau senam. Aktivitas fisik dapat membantu menjaga berat badan, menurunkan kolesterol, dan mencegah penumpukan asam urat.

Lebaran Sehat dan Bahagia (Sumber: Bing Image Creator)
Lebaran Sehat dan Bahagia (Sumber: Bing Image Creator)

Dengan menerapkan tips di atas, Anda dapat menikmati Lebaran dengan lebih sehat tanpa harus khawatir dengan peningkatan asam urat dan kolesterol yang berlebihan. Sehingga kita dapat menikmati Lebaran dengan sepenuh hati, merasakan kebahagiaan bersama keluarga dan kerabat, tanpa harus disibukkan dengan mencari obat-obatan di apotek.

Sebuah Lebaran yang sehat, bahagia, dan bermakna adalah impian kita semua, bukan? Selamat merayakan Lebaran dengan gembira dan sehat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun