Mohon tunggu...
Rifan Eka Putra Nasution
Rifan Eka Putra Nasution Mohon Tunggu... Dokter - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain

Dokter, Penulis, Pembicara Publik, dan Penikmat Kopi. Tulisan lainnya dapat dilihat di whitecoathunter.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Lebaran Generasi Z: Antara Allopurinol dan Simvastatin

10 April 2024   21:02 Diperbarui: 12 April 2024   01:42 3325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi remaja yang harus mengonsumsi obat saat lebaran (Sumber: Bing Image Creator)

Ketika hari raya Idul Fitri tiba, sebagian besar keluarga akan sibuk mempersiapkan segala hal untuk menyambut momen besar ini. Namun, di tengah gempuran kemeriahan, ada satu kelompok yang mungkin merayakan Lebaran dengan cara sedikit berbeda: Generasi Z dan Generasi Melek Teknologi lainnya.

Generasi Z, kelahiran awal 2000-an, kini telah memasuki usia remaja hingga awal 20-an. Mereka dikenal sebagai generasi yang dekat dengan teknologi, serba instan, dan memiliki pola hidup yang cenderung kurang sehat. Inilah yang membuat Lebaran mereka mungkin sedikit berbeda.

Di satu sisi, kita melihat remaja dan anak-anak muda yang sibuk bermain game online atau mengunggah foto-foto di media sosial. Sebaliknya, mereka mungkin justru antusias untuk  menyiapkan Allopurinol dan obat golongan statin di tas masing-masing. Obat ini terkadang dapat dibeli bebas di apotek terdekat.

Allopurinol adalah obat untuk mengatasi asam urat tinggi sementara simvastatin adalah obat golongan statin yang berfungsi menurunkan kolesterol. Mengapa dua obat ini begitu diminati saat lebaran?

Jawabannya sederhana: pola makan yang tidak sehat selama Ramadan menyebabkan peningkatan berat badan, asam urat, dan kolesterol.

Selama Lebaran, makanan-makanan yang dikonsumsi sering kali mengandung banyak lemak jenuh, kolesterol, garam, dan gula. Beberapa contohnya adalah opor ayam, rendang, sambal goreng, gorengan, kue-kue manis, dan minuman bersoda. Makanan-makanan ini memang lezat dan menjadi menu wajib Lebaran, namun jika dikonsumsi berlebihan dapat membahayakan kesehatan.

Lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Garam berlebih dapat memicu hipertensi, sedangkan gula yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan diabetes. Belum lagi ditambah dengan kebiasaan makan besar-besaran saat berkumpul dengan keluarga besar selama Lebaran.

Fenomena ini cukup memprihatinkan. Generasi muda seharusnya menikmati Lebaran dengan penuh suka cita, bukan disibukkan dengan masalah kesehatan akibat pola makan yang kurang baik. Namun, ada satu hal yang perlu digarisbawahi. Perbedaan literasi digital antara Generasi Z dan generasi-generasi sebelumnya, seperti Baby Boomer (lahir antara tahun 1946-1964), berpotensi menimbulkan disinformasi terkait penggunaan obat-obatan tersebut.

Ilustrasi potensi disinformasi seputar penggunaan obat selama lebaran (Sumber: Bing Image Creator)
Ilustrasi potensi disinformasi seputar penggunaan obat selama lebaran (Sumber: Bing Image Creator)

Generasi Baby Boomer dan generasi X mungkin harus mengonsumsi kedua obat tersebut karena indikasi memang mengalami gout artritis (penyakit sendi akibat penumpukan asam urat) atau hiperkolesterolemia. Jadi, konsumsi obat tersebut selama lebaran benar atas dasar indikasi dan rekomendasi dari dokter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun