Mohon tunggu...
Rifan Eka Putra Nasution
Rifan Eka Putra Nasution Mohon Tunggu... Dokter - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain

Dokter, Penulis, Pembicara Publik, dan Penikmat Kopi. Tulisan lainnya dapat dilihat di whitecoathunter.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Melampaui Papan Tulis dengan Mengetuk Hati

25 November 2023   15:28 Diperbarui: 27 November 2023   15:05 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin banyak belajar, semakin banyak kami berdua memahami bahwa banyak siswa dan siswi yang mungkin mengalami gangguan belajar bahkan mungkin hingga kondisi Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Satu hal yang kami pelajari setelah sering mendiskusikan siswa-siswa di sekolah bahwa masalah apa pun yang mereka alami. Pendekatan dengan hati adalah yang paling efektif untuk penyelesaian masalahnya.

Dalam dunia pendidikan, peran seorang guru tidak hanya sebatas menyampaikan informasi, tetapi juga melibatkan hati. Seringkali, guru dianggap sebagai pilar utama dalam membentuk karakter dan mental siswa. 

Pendekatan dengan hati bukan sekadar metode pengajaran, tetapi sebuah seni dalam merangkul potensi dan keunikan setiap siswa. Ketika seorang guru melibatkan hatinya dalam mengajar, ia bukan hanya menyampaikan fakta dan teori, tetapi juga menyentuh sisi emosional dan psikologis siswa.

Pendekatan ini menciptakan ikatan antara guru dan siswa, membangun kepercayaan, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif. 

Sebuah kelas yang dipimpin oleh guru dengan hati dapat menjadi tempat di mana siswa merasa diterima, dihargai, dan termotivasi untuk belajar. Dalam konteks psikologi pendidikan, ini menciptakan dasar yang kokoh untuk pembelajaran yang efektif.

Bila di kelas-kelas lain pelajaran hanya akan tampak monoton. Kurang banyak perkembangannya. Tidak percaya, coba bayangkan bentuk mobil 100 tahun yang lalu dengan saat ini. 

Jauh berbeda bukan. Bagaimana dengan bentuk kelas di sekolah-sekolah 100 tahun yang lalu dengan masa kini. Sangat tidak berbeda. Masih banyak sekolah yang tetap menggunakan papan tulis di kelas sebagai sarana utama menyampaikan pembelajaran.

Salah satu kelas kolaborasi Ms. Fika via Google Meet (Sumber: Koleksi Pribadi)
Salah satu kelas kolaborasi Ms. Fika via Google Meet (Sumber: Koleksi Pribadi)

Salah satu alasan utama mengapa inovasi di pendidikan lambat adalah sifat tradisional dan kompleksitas sistem pendidikan itu sendiri. 

Banyak institusi pendidikan memiliki struktur yang mapan dan prosedur yang telah ada selama bertahun-tahun. Perubahan dalam hal ini sering kali dianggap sebagai tantangan besar karena melibatkan penyesuaian terhadap norma-norma yang telah lama ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun