Mohon tunggu...
Rifan Eka Putra Nasution
Rifan Eka Putra Nasution Mohon Tunggu... Dokter - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain

Dokter, Penulis, Pembicara Publik, dan Penikmat Kopi. Tulisan lainnya dapat dilihat di whitecoathunter.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Risiko Kesehatan Masa Depan Anak akibat Polusi Udara

23 Agustus 2023   22:09 Diperbarui: 24 Agustus 2023   13:12 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak sakit batuk. Sumber: Shutterstock/Pixel-shot via kompas.com

Saat matahari pagi bergulir perlahan di balik cakrawala, suara tawa riang dari anak-anak yang bermain di taman seharusnya menggambarkan pemandangan yang menggembirakan. Namun, di balik lapisan tipis sinar matahari, tersembunyi bahaya yang tak terlihat—polusi udara. 

Di negeri kita yang subur, hawa yang kita hirup sehari-hari mungkin terindikasi bersih, tapi sejauh mana kita telah menggali untuk memahami dampaknya, terutama bagi generasi masa depan?

Photo by cottonbro studio 
Photo by cottonbro studio 

Ketika kita membayangkan anak-anak yang tak henti berlarian, kita juga harus membayangkan mereka sebagai korban tanpa suara dalam perang yang tak tampak melawan partikel beracun di udara. 

Dalam dinamika keseharian yang tak terelakkan, anak-anak lebih rentan terhadap bahaya polusi udara. Dampak yang bisa menghantui kesehatan mereka di masa depan.

Kesehatan pernafasan anak-anak, yang masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, sangatlah rentan terhadap ancaman polusi udara. Partikel-partikel mikroskopis yang terhirup dengan setiap napas bisa merusak sistem pernapasan yang rapuh. 

Asma, bronkitis, dan alergi pernapasan semakin menjadi musuh yang tak terlihat di antara bermain dan belajar. Meskipun kita tak bisa menjauhkan anak-anak dari dunia luar, langit-langit rumah mereka seharusnya bukanlah atap yang mengancam.

Ilustrasi Anak dengan Asma. Photo by cottonbro studio 
Ilustrasi Anak dengan Asma. Photo by cottonbro studio 
Namun, pandangan ini memerlukan sorotan lebih luas. Dalam dekade pertama kehidupan, paparan polusi udara tidak hanya berdampak jangka pendek. Bahkan ketika kita melihat anak-anak melintas di jalan setiap hari. 

Kita juga melihat investasi kesehatan mereka di masa depan. Dampak paparan polusi udara pada masa kanak-kanak bisa membawa beban berat di masa dewasa, dengan risiko penyakit jantung dan gangguan pernapasan kronis yang mungkin terabaikan.

Bagaimana kita bisa melindungi masa depan mereka? Pertama, kita harus mengakui bahwa ketidaktahuan bukanlah pelindung. Kesadaran adalah kunci pertama menuju perubahan. 

Pendidikan tentang bahaya polusi udara sejak usia dini dapat membentuk pemahaman yang kuat dan berkelanjutan. Ini bisa dimulai di sekolah, di mana anak-anak belajar tentang sains dan dunia di sekitar mereka. Pentingnya udara bersih harus ditanamkan dalam benak mereka sejak awal.

Namun, bagaimana dengan mereka yang berperan dalam membentuk pandangan dan tindakan anak-anak? Orangtua, guru, dan pengasuh memiliki tanggung jawab tak hanya untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik, tetapi juga memastikan bahwa lingkungan di mana mereka tumbuh adalah lingkungan yang mendukung kesehatan mereka. Ini bisa mencakup pemilihan tempat tinggal yang lebih jauh dari sumber polusi, memastikan penggunaan masker pelindung, dan mendorong pengambilan tindakan kolektif untuk meningkatkan kualitas udara.

Kita juga tidak bisa mengabaikan peran penting pemerintah dalam memitigasi risiko polusi udara. Regulasi lingkungan yang ketat, pengawasan industri, dan kampanye untuk mengurangi polusi udara harus menjadi bagian dari agenda yang tak bisa ditawar-tawar.

Dalam kisah ini, anak-anak adalah tokoh utama yang belum menemukan suaranya. Bagaimana kita bisa berbicara atas nama mereka? Bagaimana kita bisa mengubah narasi menjadi kisah yang lebih cerah? Kita bisa mulai dengan pengertian. 

Polusi udara bukanlah teka-teki sulit yang tak bisa dipecahkan; itu adalah tantangan yang dapat kita atasi melalui pendidikan, tindakan kolektif, dan perubahan kesadaran. Kita bisa menciptakan taman bermain yang bersih dan aman bagi generasi mendatang, di mana tiap napas adalah langkah menuju kesehatan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun