Namun, kita di Indonesia hingga saat ini belum memiliki data pasti terkait dengan jumlah kematian karena campak.
Kematian karena Penyakit Campak dan Propaganda Anti Vaksin
Data di atas telah menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kejadian dan kematian penyakit campak.
Sebagian besar kematian karena penyakit campak terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Bayi dan anak adalah populasi yang sangat rentan terinfeksi campak. Risiko untuk mengalami komplikasi seperti Pneumonia (infeksi paru-paru) dan ensefalitis (radang otak), kecatatan seumur hidup, kebutaan, atau kehilangan pendengaran juga meningkat pada anak-anak.
Vaksin campak yang aman dan efektif diperkenalkan pada tahun 1963. Sebelum tahun tersebut terdapat jutaan kasus campak di seluruh dunia dengan angka kematian sebesar 2,6 juta jiwa per tahun.
Cakupan vaksin yang meluas telah menurunkan angka kematian karena penyakit virus ini bertahun-tahun yang lalu. Sayangnya, sejak tahun 2016 kasus campak terus meningkat dan data menunjukkan penurunan cakupan vaksin campak.
Terima Kasih Kepada Anti Vaksin
Terima kasih kepada kaum antivaksin yang telah membuat masyarakat dunia menjadi tidak percaya terhadap efektivitas pemberian vaksin campak untuk mencegah kondisi yang dapat mematikan ini.
Vaksin telah menyelamatkan jutaan nyawa dan mengurangi keparahan penyakit campak. Pengurangan dalam cakupan vaksinasi sekarang tercermin dalam kemunculan kembali epidemi campak.
Banyak orang tidak mengakui efektivitas vaksinasi dan takut efek sampingnya. Perhatian utama adalah keamanan vaksin dan juga kehalalannya.
Terima kasih kepada kaum antivaksin yang telah membuat seluruh dunia menjadi kesulitan dalam perang melawan penyakit infeksi ini.
Apa yang bisa kita lakukan melawan propaganda antivaksin?
Alasan setiap orang menolak pemberian vaksin adalah berbeda beda. Beberapa berpendapat atas keyakinan agama sedangkan beberapa lainnya sangat percaya dan cenderung menyukai informasi palsu terkait bahaya vaksin yang beredar di media sosial atau komunitas antivaksin mereka. Kondisi ini telah berakibat buruk seperti yang telah kami jelaskan di atas.
Saat ini, banyak orang, termasuk tenaga kesehatan, memiliki harapan besar untuk menghancurkan mitos antivaksin agar kaum antivaksin ini tersadar atas kebenaran pemberian vaksin.